[PDF] BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Penelitian 1





Previous PDF Next PDF



INSTRUMEN VALIDASI/VERIFIKASI DOKUMEN KURIKULUM

INSTRUMEN VALIDASI/VERIFIKASI. DOKUMEN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) 2006. SEKOLAH MENENGAH ATAS. PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2016/ 



Moh. Mahfud Effendi PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA DALAM KURIKULUM SMK. Moh. Mahfud Effendi Tabel 9 : Contoh Form Instrumen Validasi Bahan Ajar 47 ...



ANALISIS BAHAN AJAR PADA MATA PELAJARAN PRAKTIK

digunakan di SMK Negeri 1 Seyegan dengan KTSP; (2) kesesuaian antara Silabus dengan RPP Pengujian validasi instrumen menggunakan pendapat dari ahli.



ANALISIS BAHAN AJAR PADA MATA PELAJARAN PRAKTIK

digunakan di SMK Negeri 1 Seyegan dengan KTSP; (2) kesesuaian antara Silabus dengan RPP Pengujian validasi instrumen menggunakan pendapat dari ahli.



KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN

Indonesia telah direvisi kembali yaitu dari Kurikulum 2006 menjadi berbagai instrumen penilaian untuk mengevaluasi hasil belajar siswa



LAMPIRAN-LAMPIRAN

SILABUS TATA BUSANA KURIKULUM KTSP 2006 SMK DIPONEGORO Kisi – Kisi Instrumen Angket Motivasi Belajar Menjahit Gaun Siswa (Pre-Test). NO ASPEK. INDIKATOR.



BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Penelitian 1

mdel pembelajaran PKWU bemuatan teknopreneur di SMK maka yang yang kurikulum mengacu pada Kurikulum 2006 adalah mata pelajaran Kewirausahaan.



Evaluasi Sistem Penilaian Pembelajaran Produktif Di SMK Negeri 4

pembelajaran siswa mata pelajaran produktif AHP di SMK Negeri 4 Bantaeng (2) Perubahan kurikulum 2006 ... Hasil validasi pakar Instrumen.



Materi SOSIALISASI dan PELATIHAN KURIKULUM TINGKAT

2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta Peraturan Sosialisasi KTSP. Draft MODUL. MODUL. INSTRUMEN. VALIDASI. VALIDATOR. REVISI/Penyempurnaan.

73

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subyek Penelitian

1. Lokasi dan Tempat Penelitian

Lokasi penelitian di lakukan di wilayah propinsi Sumatera Utara. Berdasarkan data pokok Direktorat PSMK tahun 2014 di Sumatera Utara ada 900 SMK negeri dan swasta seperti ditunjukkan Tabel 3.1 yang merupakan Propinsi dengan jumlah SMK terbanyak ke-empat setelah Jawa barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Secara spesifik jumlah SMK Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa ada 389 SMK, dengan 50 SMK menyelenggarakan Program Studi

Keahlian Teknik Bangunan (data pokok PSMK, 2014).

Pemilihan lokasi penelitian ini didasarkan pada pertimbangan jumlah SMK Paket Keahlian Teknik Gambar Bangunan dan Teknik Konstruksi Batu Beton dengan komposisi diantara Paket Keahlian lain dalam rumpun Program Studi Keahlian Teknik Bangunan. Peta komposisi Program Keahlian Teknik bangunan di 5 (lima) Propinsi disajikan dalam Tabel 3.2. Berdasarkan Tabel 3.2 dapat dilihat komposisi jumlah terbesar Paket Keahlian Teknik Gambar Bangunan dan Teknik Konstruksi Batu Beton dalam rumpun Program Studi Keahlian Teknik Bangunan baik di Propinsi Sumatera Utara atau di 4 propinsi lain yang jumlah

SMK paling banyak secara nasional.

Tabel 3.1 Rekapitulasi Jumlah SMK di 5 Propinsi

No Nama Propinsi Negeri Swasta Total

1. Propinsi Jawa Barat 250 1969 2219

2. Propinsi Jawa Timur 285 1371 1656

3. Propinsi Jawa Tengah 219 1210 1429

4. Propinsi Sumatera Utara 235 665 900

5. Propinsi D.K.I. Jakarta 62 533 595

Diolah dari http://datapokok.ditpsmk.net/

74
Tabel 3.2 Jumlah Program Keahlain Teknik Bangunan di 5 Propinsi

No Nama Propinsi

Teknik

Kontruksi

Baja Teknik Kontruksi

Kayu

Teknik

Kontruksi

Batu dan

Beton Teknik Gambar Bangunan Teknik Furnitur Teknik Survei dan Pemetaan

1. Jawa Barat - 4 5 33 3 5

2. Jawa Timur 1 19 17 61 4 6

3. Jawa Tengah - 11 22 30 3 2

4. Sumatera Utara - 18 18 27 5 2

5. D.K.I. Jakarta - 1 1 5 2 -

Diolah dari http://datapokok.ditpsmk.net/

2. Subyek dan Obyek Penelitian

Dalam penlitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah Pendidikan Kewirausahaan (PKWU). Obyek penelitian yang menjadi kajian adalah Guru dan Siswa SMK Paket Keahlian Gambar Bangunan (TGB) dan Teknik Konstruksi Batu dan Beton (TKBB) di wilayah Sumatera Utara. Subyek penelitian dibatasi hanya pada Pembelajaran Pendidikan Kewirausahaan Kelas XII, di mana pada tingkat ini siswa SMK dibekali dengan kompetensi mata pelajaran KWU yang tertuang dalam Permendiknas No 23 tahun 2006 (butir ke-4) yaitu mampu merencanakan sekaligus mengelola usaha kecil/mikro dalam bidangnya. Pemilihan kelas XII sebagai obyek penelitian dipilih dengan penekanan pada penguasaan kompetensi praktik atau ketrampilan berwirausaha. Sesuai dengan perkembangan implementasi Kurikulum 2013, bahan pengembangan model pembelajaran PKWU digali berdasarkan dari praktik pembelajaran sesuai pedoman Kurikulum 2006.

3. Populasi dan Sampel Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian yang memfokuskan pada pengembangan mdel pembelajaran PKWU bemuatan teknopreneur di SMK maka yang yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bidang keahlian Teknologi dan Rekayasa di wilayah Propinsi Sumatera Utara. Mengacu pada data pokok Direktorat Pembinaan Sekolah Menegah Kejurauan (DPSMK) saat ini (2015) di Sumatera Utara ada 500 SMK Teknologi baik negeri atau swasta. Sebagai batasan penelitian difokuskan untuk mengembangkan 75
pembelajaran pada SMK Program Keahlian Teknik Bangunan yang berjumlah 50 SMK. Berdasarkan kondisi jumlah SMK yang menjadi fokus penelitian adalah SMK Program Keahlian Teknik Bangunan di wilayah Sumatera Utara. Sesuai tujuan penelitian maka secara purposif ditetapkan 6 sampel SMK yang tersebar di

3 wilayah kabupaten dan kota yaitu Kota Medan, Kota Binjai dan Kabupaten Deli

Serdang. Penetapan sampel penelitian ini didasarkan pada sampel bertujuan (purposive) yang diawali dengan penggalian (studi) pada praktik salah satu program keahlian di SMK Teknologi (SMK Program Keahlian Teknik Bangunan) sebagai salah satu bahan pengembangan. Pemilihan jumlah dan lokasi sampel ini dengan pertimbangan secara wilayah Sumatera Utara termasuk dengan jumlah SMK terbanyak ke-4 dan secara regional wilayah Mebidang (Medan, Binjai dan Deli Serdang) mempunyai karakteristik wilayah aktifitas usaha dan industri yang paling besar di Propinsi Sumatera Utara seperti ditunjukkan pada Tbel 3.3 Tabel 3.3 Jumlah Perusahaan Industri Besar dan Sedang Menurut Kabupaten/

Kota (unit), Tahun 2010- 2013

Kabupaten/Kota 2010 2011 2012 2013 e)

Kabupaten

1. N i a s - - - -

2. Mandailing Natal 1 1 1 4

3. Tapanuli Selatan 2 2 2 2

10. D a i r i 2 2 2 2

11. K a r o 4 4 3 3

12. Deli Serdang 344 349 359 346

20. Padang Lawas Utara 6 6 7 7

23. Labuhanbatu Utara 16 16 16 16

Kota

71. S i b o l g a 1 1 1 1

74. Tebing Tinggi 14 14 14 14

75. M e d a n 151 152 182 159

76. B i n j a i 21 21 18 16

77. Padangsidimpuan 3 3 3 3

78. Gunungsitoli 1 1 1 1

Sumatera Utara 1 002 1 007 1 023 963

Sumber : diolah dari BPS Provinsi Sumatera Utara

76

Tabel 3.4 SMK Sampel Penelitian

No Nama Sekolah Status

Paket

Keahlian

Alamat

TGB TKBB

1. SMK Negeri 2 Medan

Negeri Ada Ada Jl. STM No. 12 A Medan, Siti Rejo Ii, Medan Amplas, Kota Medan 20219

2. SMK Negeri 5 Medan Negeri Ada tidak Jl. Timor No. 36 Medan, Gaharu, Medan Timur, Kota Medan 20235

3. SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan Negeri Ada Ada Kolam No. 3 Medan Estate, Medan Estate, Percut Sei Tuan, Kab. Deli Serdang 20371

4. SMK Negeri 1 Lubuk Pakam Negeri Ada tidak Jl.Galang Lubuk Pakam, Pagar Merbau III, Lubuk Pakam, Kab. Deli Serdang 20515

5. SMK Negeri 2 Binjai Negeri Tidak Ada Negeri Bejo Muda, Kel. Timbang Langkat, Binjai Timur, Kota Binjai 20732

6. SMK Swasta Putra Anda Binjai Swasta Ada Tidak Jl. W.R. Mongonsidi/Jl. Dewi Sri No. 22 Binjai Kota, Satria, Binjai Kota, Kota Binjai 20714

Keterkaitan jumlah aktifitas usaha dan industri berhubungan dengan SMK adalah berhubungan dengan latar belakang lingkungan belajar siswa. Karakteristik lingkungan belajar di wilayah Mebidang secara spesifik ditunjukan dengan besarnya aktifitas dan dinamika usaha. Secara umum di wilayah Mebidang potensi dan volume usaha di sektor industri jasa dan produksi paling besar dibandingkan dengan wilayah lain di Propinsi Sumut. Pertimbangan kedua dalam pemilihan lokasi penilitian ini mengacu pada karakteristik kondisi SMK yang secara akademiksudah baik dan memenuhi berstandar nasional.

B. Definisi Operasional

1. Model Pembelajaran

Model Pembelajaran adalah skenario pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang akan dilakukan guru dalam proses pembelajaran. Secara operasional Model Pembelajaran merupakan proses penyampaian (delivery) materi dalam bentuk strategi, metode, dan teknik pengajaran yang dituangkan dalam Rencana Program Pembelajaran (RPP). Secara konseptual Model Pembelajaran dibangun dari pedoman teori, pedoman kebijakan Pemerintah, dan penelitian. Secara definitif model pembelajaran yang dikembangkan mempunyai pijakan utama pada teori belajar berbasis pengalaman (experiental learning). 77
Secara operasional model pembelajaran yang dikembangkan dilengkapi dengan perangkat pembelajaran dalam bentuk silabus, RPP, strategi pembelajaran. Model pembelajaran yang dikembangkan merupakan model yang dirancang untuk penerapan di SMK Teknologi dan Rekayasa dengan contoh materi untuk Program

Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan.

2. Model Hipotetik

Model Hipotetik adalah model teoritis yang dikembangkan oleh peneliti berdasar hasil penelitian lapangan dan studi literatur. Model ini merupakan model konsep sebelum review atau divalidasi dari para ahli dan praktisi untuk mendapatkan kelayakan. Model Hipotetik secara konseptual akan dapat diterapkan atau diujicobakan jika telah diterima oleh ahli dan praktisi.

3. Model Tervalidasi

Model Tervalidasi adalah Model Hipotetik yang teruji validitasnya melalui justifikasi pakar (expert judgment) dan uji lapangan. Secara konseptual Model Tervalidasi telah memenuhi didukung dengan perangkat yang operasional. Model Tervalidasi diuji efektifitasnya dalam serangkaian uji lapangan dalam bentuk praktik (implementasi) di lapangan (kelas) dalam dua tahapan, uji coba tahap 1 dalam kelas terbatas dan uji coba tahap 2 dalam kelas yang diperluas. Hasil uji Model Tervalidasi coba tahap 1 dapat memberikan informasi tentang kekurangan dalam setiap bagian penerapan Model. Catatan atas semua kekurangan penerapan Model akan digunakan sebagai acuan perbaikan (revisi)

Model sehingga bisa mengahasilkan Model Revisi.

4. Model Revisi

Model Revisi model pembelajaran yang telah diuji efektifitasnya pada tahap ke-2 dalam praktik kelas secara luas. Observasi pelaksanaan penerapan Model Revisi dilakukan untuk mengevaluasi efektifitasnya baik proses maupun hasilnya. Setelah dievaluasi proses dan hasilnya, kembali dilakukan pernyempurnaan Model sehingga menghasilkan rumusan Model Akhir. 78

5. Model Akhir

Model akhir adalah model pembelajaran dengan nama Model yang dikembangkan peneliti yang sudah diuji baik secara konseptual maupun secara praktik. Uji secara konseptual adalah proses uji kelayakan model yang dilakukan oleh ahli. Uji secara praktik dilakukan melalui proses eksperimen pada kelas model. Penetapan Model Akhir dilakukan setelah melalui tahapan perbaikan dan akhirnya divalidasi oleh tim pakar. Secara skematik hubungan Model Hipotetik, Model Tervalidasi, Model Revisi dan Model Akhir digambarkan dalam Gambar 3.1. Seperti ditunjukkan Gambar 3.1 secara konsep hubungan antara Model Hipotetik, Model Tervalidasi, Model Revisi dan Model Akhir secara berturut-turut merupakan hasil dari proses pengembangan model, revisi model dan validasi model. Model Akhir adalah adalah merupakan model rekomendasi yang bisa diimplementasikan pada praktik mata pelajaran KWU. Siklus proses pengembangan lebih lanjut secara terus- menerus dapat dilakukan untuk lebih mengefektifkan hasil belajar yang baik.

6. Pendidikan Kewirausahaan (KWU)

Pendidikan Kewirausahaan (KWU) adalah pendidikan formal yang diterapkan secara kurikuler pada SMK yang bertujuan untuk meningkatkan minat kewirausahaan peserta didik. Secara definitif pendidikan KWU dalam satuan kurikulum mengacu pada Kurikulum 2006 adalah mata pelajaran Kewirausahaan dan pada Kurikulum 2013 diberikan pada mata pelajaran Prakarya dan

Kewirausahaan.

7. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah sekolah pada jenjang menengah yang membekali peserta didik dengan kompetensi keahlian kejuruan. Secara definitif SMK dalam penelitian ini adalah SMK Program Keahlian Teknik

Gambar Bangunan.

79

8. Pembelajaran berbasis Pengalaman

Pembelajaran berbasis pengalaman yang diimplementasikan dalam penelitian adalah pengalaman belajar berbasis kelas (experiential classroom-based learning). Artinya pengalaman belajar tentang kewirausahaan dilakukan di kelas secara terpandu, terstruktur, dan teramati oleh Guru. Proses pembelajaran berbasis pengalaman dilakukan bukan pada setting sesungguhnya tetapi diperoleh dari pengamatan dan penggalian dari pengalaman pelaku usaha. Setelah mengamati dan menggali, siswa dapat mengkonstruksi dan mempraktekan dalam uji coba dengan teknik simulasi kelas. Karakteristik utama dari pembelajaran berbasis pengalaman adalah proses pembelajaran yang melibatkan rasa dan kepekaan (sense) siswa secara langsung. Kepekaan siswa dari proses pengalaman secara emosi menjadi yang tidak verbalistik. Prinsip tahapan pembelajaran berbasis pengalaman adalah pengalaman dari pengamatan nyata, mengkonsep, mengabstraksi, dan melakukan (eksperimen).

9. Guru Model

Guru Model adalah Guru Kewirausahaan yang mengajar dan ditugaskan untuk uji coba model pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti. Guru Model ditugaskan oleh pihak sekolah dan dilatih oleh peneliti sebelum pelaksanaan di kelas.

10. Kelas Model

Kelas Model adalah kelas terpilih sesuai tujuan penelitian (purposive) yang menjadi sampel kelas uji coba model pembalajaran yang dikembangkan peneliti.

C. Metode dan Pendekatan Penelitian

Sesuai dengan tujuan utama penelitian yaitu untuk mengembangkan produk dalam bentuk model pembelajaran PKWU di SMK, maka pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian dan Pengembangan atau Reseach and Development (R & D). Pendekatan Penelitian dan Pengembangan secara operasional dimulai dengan pengumpulan bahan dari lapangan untuk 80

pembuatan model produk yang akan dikembangkan. Studi lapangan adalah untuk mengindetifikasi dan menginvetarisasi kebutuhan lapangan untuk mendapatkan bahan yang diperlukan untuk pengembangan. Berdasarkan rumusan kebutuhan pasar yang spesifik, proses mengembangkan produk (model) dilakukan melalui penerapan perangkat (tool) teori yang lain yang lebih menjamin efektifitas proses

dan hasil belajar. Educational research and development (R & D) is a process used to develop and validate educational products. The steps of this process are usually referred to as the R & D cycle , which consists of studying research findings pertinent to the product to be developed, developing the product based on the finding, field testing it in the setting where it will be used eventually, and revising it to correct the deficiencies found in the field testing stage. In indicate that product meets its behaviorally defined objectives. (Borg & Gall, 1983, hlm. 772) Langkah-langkah dalam proses ini pada umumnya dikenal sebagai siklus R & D, yang terdiri dari: pengkajian terhadap hasil-hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan validitas komponen-komponen pada produk yang akan dikembangkan, mengembangkannya menjadi sebuah produk, pengujian terhadap produk yang dirancang, dan peninjauan ulang dan mengoreksi produk tersebut berdasarkan hasil uji coba. Hal itu sebagai indikasi bahwa produk temuan dari kegiatan pengembangan yang dilakukan mempunyai obyektivitas. Penelitian dan pengembangan akan digunakan untuk membangun model Pembelajaran Pendidikan KWU untuk mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan. Menurut Borg & Gall (1983, hlm. 775) penelitian R and D dalam bidang pendidikan dilakukan dalam 10 (sepuluh) tahapan : 1) research and information collecting; termasuk dalam langkah ini antara lain studi literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji, dan persiapan untuk merumuskan kerangka kerja penelitian; 2) planning; termasuk dalam langkah ini merumuskan kecakapan dan keahlian yang berkaitan dengan permasalahan, menentukan tujuan yang akan dicapai pada setiap tahapan, dan jika mungkin/diperlukan melaksanakan studi kelayakan secara terbatas; 3) develop preliminary form of product, yaitu mengembangkan bentuk permulaan dari produk yang akan dihasilkan. Termasuk dalam langkah ini adalah persiapan komponen pendukung, menyiapkan pedoman dan buku petunjuk, dan melakukan evaluasi terhadap kelayakan alat-alat 81
pendukung; 4) preliminary field testing, yaitu melakukan ujicoba lapangan awal dalam skala terbatas. Pada langkah ini pengumpulan dan analisis data dapat dilakukan dengan cara wawancara, observasi atau angket; 5) main product revision, yaitu melakukan perbaikan terhadap produk awal yang dihasilkan berdasarkan hasil ujicoba awal. Perbaikan ini sangat mungkin dilakukan lebih dari satu kali, sesuai dengan hasil yang ditunjukkan dalam ujicoba terbatas, sehingga diperoleh draft produk (model) utama yang siap diujicoba lebih luas; 6) main field testing, uji coba utama yang melibatkan seluruh mahasiswa; 7) operational product revision, yaitu melakukan perbaikan/penyempurnaan terhadap hasil uji coba lebih luas, sehingga produk yang dikembangkan sudah merupakan desain model operasional yang siap divalidasi; 8) operational field testing, yaitu langkah uji validasi terhadap model operasional yang telah dihasilkan; 9) final product revision, yaitu melakukan perbaikan akhir terhadap model yang dikembangkan guna menghasilkan produk akhir (final); dan 10) dissemination and implementation, yaitu langkah menyebarluaskan produk/model yang dikembangkan Secara sederhana pelaksanaan keseluruhan tahapan penelitian terbagi atas

3 tahapan meliputi : 1) studi pendahuluan yang meliputi : research and

information dan planning, 2) pengembangan model yang atau develop preliminary form of product, dan 3) validasi model : preliminary field testing, main product revision, main field testing, operational product revision, dan operational field testing. Secara prosedural atau tahapan secara operasional penelitian yang dilakukan seperti digambarkan pada Gambar 3.1. 82

Gambar 3.1 Tahapan penelitian

1. Studi Pendahuluan

Tahapan awal studi pendahuluan dilakukan melalui 2 (dua) rangkaian secara paralel yaitu studi literatur dan studi lapangan. Studi literatur adalah telaah 83

atau kajian teoritis yang digali dari aneka sumber teks atau tulisan dalam bentuk buku, peraturan pemerintah, dan jurnal ilmiah. Studi literatur dilakukan sejak penyusunan rancangan penelitian yang dituangkan dalam bentuk proposal dan terus dikembangkan sampai dengan akhir penyelesaian laporan penelitian. Studi lapangan adalah pengamatan atau penggalian dari sumber fisik dan praktik empirik tentang pembelajaran di sekolah. Studi lapangan dilakukan di 6 SMK sampel terpilih yang dilakukan pada bulan April 2014 sampai bulan Juli 2014.

a. Studi Literatur Studi literatur merupakan proses untuk menelusuri konsep dan teori yang terkait dengan topik penelitian yang bisa digali dari sumber kebijakan pemerintah yang terkait dengan dasar hukum dan panduan teknik pelaksanaan pembelajaran PKWU, konsep teori yang telah teruji dan hasil penelitian terdahulu. Pelaksanaan studi literatur dilakukan dimulai sejak menetapkan topik penelitian sampai akhir penyelesaian laporan penelitian. Studi literatur (literature review) adalah untuk mendapatkan gambaran (peta) informasi tentang penelitian terdahulu dan sekarang yang relevan dengan topik penelitian. Studi literature ini mengacu pada a literature review is a written summary of journal article, books, and other documents that describe the past and current state of information on the topic of your research studylm. 80). Hasil studi literatur adalah rangkuman dalam bentuk pemetaan kerangka teori yang merupakan alat unruk mengembangkan dan posisi penelitian. Manfaat dari hasil studi literature digunakan untuk menghindari duplikasi, posisi penelitian yang akan dikembangkan, dan membangun teori sebagai kerangka teori penelitian. Secara subtansi kajian literatur dari sumber textbook mencakup teori pendidikan kewirausahaan, teori pembelajaran, pembelajaran dengan ELT dan evaluasi pembelajaran. Pedoman studi literatur dibedakan sesuai dengan sumber dokumen yang menjadi rujukan, meliputi buku, jurnal, dan kebijakan pemerintah. Studi literatur dilakukan dengan menelaah dokumen dengan mengambil pokok-pokok penting yang terkait dengan kajian. Untuk sumber buku (textbook) atau sub bab buku (book chapter) adalah dengan merangkum penulis, tahun, pokok materi, isi, dan halaman. Untuk sumber artikel jurnal struktur rangkuman memuat penulis, tahun, 84

judul artikel, nama dan edisi jurnal, abstrak, tujuan, metode, hasil. Dokumen kebijakan pemerintah yang menjadi referensi meliputi peraturan pemerintah, pedoman teknis, petunjuk pelaksanaan yang diberlaku dengan obyek penelitian. Struktur rangkuman telaah dokumen kebijakan meliputi nomor peraturan, tahun, tentang, dan uraian isi.

Studi kebijakan yang dikaji secara mendalam oleh peneliti adalah tentang penerapam Kurikulum 2013. Kebijakan tentang persiapan dan perintisan implementasi Kurikulum 2013 merupakan isu mutakhir pada saat penelitian ini dilakukan, khususnya tentang pendidikan kewirausahaan yang dituangkan dalam mata pelajaran Prakrya dan Kewirausahaan. Telaah lain yang peneliti lakukan adalah kajian tentang perubahan atau pengembangan Spektrum Keahlian SMK

2013. Perubahan Spektrum yang perlu diperhatikan adalah terkait dengan

perubahan nomenklatur sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor : 7013/D/Kp/2013, Tentang Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan. Rumusan Spektrum Kurikulum 2013 menetapkan beberapa pengembangan Bidang Studi Keahlian yang pada kurikulum sebelumnya 6 (enam) sekarang menjadi 9 (sembilan), Program Studi Keahlian yang pada kurikulum sebelumnya 40 sekarang menjadi

47, dan penamaan Kompetensi Keahlian diubah menjadi Paket Keahlian yang

pada kurikulum sebelumnya 121 sekarang menjadi 128. Perubahan nomenkaltur kelompok keahlian SMK dalam satuan terkecil adalah Paket Keahlian yang sebelumnya Kompetensi Keahlian (2008) menjadi penting dalam penelitian ini sehingga terminologi (istilah) yang digunakan tidak keliru. Perubahan lain dalam Kurikulum 2013 yang sangat terkait adalah perubahan nama mata pelajaran Kewirausahaan menjadi Prakarya dan Kewirausahaan. Telaah naskah akademik yang telah dikembangkan oleh pemegang otoritas (governence official) yang mengatur sistem dan konten yang terkait dengan Pendidikan Kewirausahaan (KWU) di SMK (Diknas, Puskur dan PSMK). Berdasarkan inventarisasi kebijakan yang terkait dengan Pendidikan Kewirausahaan di sekolah (SMK), seluruh kebijakan ditelaah sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengembangan materi, metode dan evaluasi pemebelajaran KWU. Hasil telaah ini digunakan untuk mengembangakan : 85

1) Pedoman pengembangan perencanaan pembelajaran yang akan dituangkan dalam RPP (Rencana Program Pembelajaran) meliputi : rumusan standar kompetensi dan kerangka materi mata pelajaran yang harus dikembangkan.

2) Pedoman pelaksanaan sistem pembelajaran mulai dari pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang direkomendasikan untuk mata pelajaran Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan.

3) Pedoman sistem penilaian yang direkomendasikan untuk mata pelajaran Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan.

Studi literatur tentang kerangka teori dan penelitian terdahulu dilakukan untuk mendapatkan dasar pijakan teori sebagai bahan pengembangan pembelajaran PKWU. Pedoman telaah kerangka teori dibangun atau dasar kesesuaian, kefektifan dan keunggulan teori yang diacu. Kesesuaian, kefektifaan dan keunggulan teori ditunjukan dengan kedekatan atau relevansi prinsip dan karakter toeri dengan karakter PKWU. Pedoman pemilihan teori dapat dibuktikan dengan hasil penelitian terdahulu dan mutakhir yang relevansi dengan kajian. Beberapa kata kunci yang digunakan peneliti untuk penelusuran awal : pendidikan kewirausahaan (entrepreneurship education), model pembelajaran (learning model), pendidikan kejuruan (vocational education), pendidikan bisnis (bussines education), dan teknopreneur (technopreneur). Penelusuran lebih lanjut berdasar penelusuran awal diperoleh kata-kata kunci yang lebih spesifik diantaranya : experiential learning, sekolah menengah kejuruan (vocational secondary school), intensi kewirausahaan (entrepreneurship intension), psikologi kewirausahaan (entrepreneurship pshicology), game dan simulasi (game and simulation), dan evaluasi kewirausahaan (entrepreneurship evaluation). Berdasarkan penelusuran tingkat lanjut peneliti telah memperoleh kata-kata kunci utama yang menjadi karakter kajian, yaitu pendidikan kewirausahaan (entrepreneurship education), ELT (experiential learning theory), simulasi kelas (classroom simulation). Perolehan penting dari hasil penelusuran teori baik secara on-line atau off-line adalah rujukan-rujukan utama baik dalam bentuk jurnal, tokoh ahli pendidikan kewirausahaan, dan asosiasi pendidikan kewirausahaan yang bereputasi international. 86
b. Studi Lapangan Studi lapangan dalam rangkaian studi pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang praktik pembelajaran PKWU yang telah diterapkan atau dijalankan di SMK. Studi tentang praktik pembelajaran PKWU meliputi persiapan dan perencanaan, pelalaksanaan dan evaluasi pembelajaran PKWU yang secara riil diimplementasikan dalam mata pelajaran Kewirausahaan (Kurikulum 2013). Praktik dan pengalaman empirik Guru dalam pembelajaran Kewirausahaan digali sebagai bahan kajian pengembangan model sehingga diperoleh praktik-praktik terbaik, keberhasilan, kegagalan dan harapan perbaikan yang diinginkan oleh Guru. Hasil studi lapangan merupakan dasar pijakan pengembangan sehingga pengembangan yang dilakukan tidak jauh praktik yang telah menjadi keberhasilan dan kebiasaan Guru. Ruang lingkung lapangan yang menjadi fokus penelitian adalah praktik pembelajaran yang diimplementasikan dalam satuan kelas dalam satuan semester. Ruang lingkup studi lapangan dilakukan dengan menggali praktik yang diimplementasikan dalam 1 semester terakhir sehingga data, rekaman aktifitas belajar baik secara dokumen dan rekaman ingatan siswa masih bisa digali (expose pacto). Dalam kajian penelitian ini studi lapangan secara ruang peneliti melakukan studi dalam satuan wilayah Propinsi Sumatera Utara sebagai populasi dengan memilih 6 sampel SMK.

2. Pengembangan Model

Berdasarkan hasil studi pendahuluan, peneliti telah melakukan pengembangan model yang diakomodasi dari pembelajaran terbaik dan kebutuhan lapangan, kebijakan pemerintah dan rekomendasi atau dukungan teori yang mendukung dalam pengembangan. Selanjutnya peneliti membangun rancangan model awal pembelajaran KWU. Model awal selanjutnya disebut dengan Model Hipotetik dibangun dari tiga komponen yaitu: 1) konsep, teori dan penelitian terdahulu; 2) peraturan dan kebijakan pemerintah; dan 3) praktik lapangan; seperti ditunjukkan pada Gambar 3.2. 87

Gambar 3.2 Kerangka studi pendahuluan hubungannya

dengan pengembangan modelquotesdbs_dbs18.pdfusesText_24
[PDF] instrumen validasi ktsp sma kurikulum 2013

[PDF] instrumen validasi verifikasi dokumen kurikulum 2013 sd

[PDF] instrumen validasi verifikasi dokumen kurikulum 2013 smk

[PDF] instrumen validasi/verifikasi dokumen ktsp sd

[PDF] instrument de mesure du temps frise chronologique

[PDF] instruments de mesure du temps ce1

[PDF] instruments de mesure du temps ce2

[PDF] insuffisance ovarienne précoce et grossesse

[PDF] insuline orexigène

[PDF] insulinodéficience

[PDF] insulinorésistance mécanisme

[PDF] intégrale changement de variable exercices corrigés

[PDF] intégrale complexe exercices corrigés pdf

[PDF] intégrale d'une fonction paire sur un intervalle symétrique

[PDF] intégrale de f x g x dx