UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN
Menimbang : a. bahwa Koperasi baik sebagai gerakan ekonomi rakyat maupun Undang-Undang Dasar 1945 dalam tata perekonomian nasional yang.
SULTAN HB IX DAN PERANNYA TERHADAP EKONOMI
22?/09?/2020 Pada masa orde baru Sultan menjabat sebagai menteri ekonomi dan keuangan
PERAN OPTIMALISASI BAITUL MAAL WATTAMWIL (BMT) DALAM
baitul maal wattamwil (BMT) dalam peningkatan perekonomian rakyat melalui umkm. Kata Kunci : BMT Peningkatan perekonomian
Peran Kewirausahaan Dalam Memajukan Perekonomian Indonesia
Dinamika kegiatan bisnis ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Jumlah wirausaha di Indonesia masih sedikit
Rochmatillah Program Studi Pendidikan Ekonomi 2018 A STKIP
Dalam artikel ini akan membahas tentang keterkaitan antara ekonomi kerakyatan usaha mikro kecil menengah
PERAN PARIWISATA TERHADAP KESEJAHTERAAN
PERAN PARIWISATA TERHADAP KESEJAHTERAAN. MASYARAKAT DI SEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN DAN. PEREKONOMIAN TAHUN 2009 – 2013. ( Studi Kasus : Kota Batu ).
978-602-53460-5-7 32 - Kekuatan Dasar Pemulihan Ekonomi
mayoritas sebagai petani dalam arti luas dan pertambangan maka strategi pemulihan ekonomi adalah mengandalkan sektor pertanian dan usaha rakyat pada
jurnal manajemen dan administrasi islam - revitalisasi masjid dalam
DALAM DIALEKTIKA PELAYANAN UMAT. DAN KAWASAN PEREKONOMIAN RAKYAT. *. Ari Saputra & Bayu Mitra Adhyatma Kusuma. Jurusan Manajemen Dakwah UIN Sunan Kalijaga
Ekonomi Islam Berbasis Ekonomi Kerakyatan
Untuk itu yang dilakukan dalam Ekonomi Islam selalu berorientasi pada kepentingan masyarakat kecil atau selalu yang menyentuh pada bidang pembangunan ekonomi
PERAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN
04?/09?/2019 4. Zakat dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu masyarakat. 5. Membayar zakat berarti meningkatkan daya beli masyarakat (mustahik). Zakat ...
REVITALISASI MASJID
DALAM DIALEKTIKA PELAYANAN UMAT
DAN KAWASAN PEREKONOMIAN RAKYAT
Ari Saputra & Bayu Mitra Adhyatma Kusuma
Jurusan Manajemen Dakwah UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta2 ౹ Al-Idarah, Vol. 1, No. 1, Januari - Juni 2017
revitalization in the dialectic of ummah service center and people commercial area in Beringharjo Yogyakarta which known busy and legendary, especially outside of ritual activities that include aspects of socio communal, educational and human resource, and ummah economics development. This research uses a qualitative type, descriptive approach, and interactive data analysis model of Miles and Huberman. The results showed that in the social aspect, mosque provides routine cheap health care, disabled rehabilitation, until to the feminists needs such as lactation room. While on the educational aspect, the mosque held a regular religious studies and the library provision to add ummah insight and literacy. As for the ummah economics development aspect, the mosque managed to improve well-being include merchants, laborers carrying, paddle rickshaw, and providing scholarships for underprivileged children. Mosque revitalization is also done by strengthening the takmir capacity as the ummah service spearheads covering the fields of idarah, Imarah, and ri'ayah. Keywords: Mosque Revitalization, Ummah Service, Public CommercePENDAHULUAN
Masjid merupakan pranata keagamaan yang tak terpisahkan dari kehidupan spritual, sosial, dan kultural umat Islam. Keberadaan masjid dapat dipandang sebagai salah satu perwujudan dari eksistensi dan aspirasi umat Islam, khususnya sebagai sarana peribadatan yang menduduki fungsi sentral dalam kehidupan bermasyarakat. Mengingat fungsinya yang sangat strategis, maka penampilan dan pengelolaan masjid perlu dibina sebaik-baiknya agar dapat memberi manfaat bagi sumber daya di sekelilingnya, baik dari segi fisik bangunan maupun segi kegiatan pemakmurannya.1 Sehingga semestinya keberadaan masjid tidak hanya berfungsi sebagai pusat peribadatan semata, melainkan juga sebagai pusat pelayanan umat. Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk kurang lebih 250 juta jiwa dan mayoritas beragama Islam telah melahirkan ribuan masjid sebagai salah satu institusi penting di dalam masyarakat.2 Jumlah masjid di Indonesia menurut data Dewan Masjid Indonesia (DMI) saat ini kurang lebih berjumlah 850 ribu masjid dan jumlah tersebut belum ditambah dengan musholla dimana jumIah ini merupakan yang terbesar di dunia.3 Masjid dengan jumlah besar tersebut tersebar1 A. Bachi dan Moch. Fakhruroji, Manajemen Masjid, (Bandung: Benang Merah
Press, 2005), hal. 14.
2 Badan Pusat Statistik, Stastical Yearbook of Indonesia 2015, (Jakarta: Badan Pusat
Statistik Indonesia, 2015), hal. 76.
3 Wawancara Republika dengan Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI), HM. Jusuf Kalla,
Diakses melalui www.republika.co.id pada tanggal 21 November 2015 pukul 13:30 WIB. AL-IDARAH: JURNAL MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI ISLAM Al-Idarah, Vol. 1, No. 1, Januari - Juni 2017 ౹ 3 di seluruh Nusantara dengan rentang wilayah jamaah masjid yang beragam, mulai masjid berskala nasional sampai dengan masjid tingkat rukun tetangga. Masjid hingga kini merupakan lembaga atau organisasi pertama dan utama dalam Islam. Secara kuantitas tidak satupun lembaga maupun organisasi yang bisa menandingi kehadiran masjid pada masyarakat Indonesia, terbukti dengan begitu mudahnya kita dalam menemukan keberadaan masjid.4 Bila mengacu pada masa Rasulullah SAW dan para sahabatnya, masjid menjadi pusat aktifitas umat Islam. Ketika itu Rasulullah SAW membina para sahabat yang nantinya menjadi kader tangguh dan terbaik umat Islam generasi awal untuk memimpin, memelihara, dan mewarisi ajaran-ajaran agama dan peradaban Islam yang bermula dari masjid.5 Lebih dari itu, berbagai kegiatan maupun problematika umat yang menyangkut bidang agama, ilmu pengetahuan, politik kemasyarakatan, dan sosial budaya juga dibahas dan dipecahkan di lembaga masjid tersebut. Sehingga pada masa itu masjid mampu menjadi pusat pengembangan kebudayaan Islam, sarana diskusi kritis, mengaji, serta memperdalam ilmu-ilmu pengetahuan agama secara khusus, dan pengetahuan umum secara luas.6 Namun pada saat ini, apabila dilakukan pengamatan di berbagai daerah di Indonesia ternyata telah terjadi berbagai pergeseran peran dan fungsi masjid dari yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW sehingga masjid kurang berfungsi optimal sebagai pusat peradaban umat.7 Fenomena perubahan eksistensi peran dan fungsi masjid yang secara nyata dapat diamati adalah merebaknya pembangunan masjid-masjid di Indonesia yang hanya menitikberatkan pada arsitektural masjid saja tanpa adanya upaya pelayanan umat. Disamping hanya menitikberatkan pada aspek arsitektural, seringkali masjid dikelola secara konvensional. Artinya gerak dan lingkup masjid dibatasi pada dimensi-dimensi vertikal saja, sedangkan dimensi-dimensi horizontal kemasyarakatan dijauhkan dari masjid.8 Padahal apabila potensi dan fungsi masjid tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik maka masalah kemasyarakatan akan terselesaikan, sebagaimana dikatakan oleh Jusuf4 Ruspita Rani Pertiwi, Manajemen Dakwah Berbasis Masjid, dalam Jurnal Manajemen
Dakwah Vol. I No. 1 (2008), hal. 53-54.
5 Syaikh Shafiyyurahman Al-Mubarakfuri, Sirah Nabawiyah, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,
2008), hal. 205.
6 Aisyah Nur Handryanti, Masjid Sebagai Pusat Pengembangan Masyarakat: Integrasi
Konsep Habluminallah, Habluminnas, dan H, (Malang: UIN Maliki Press, 2010), hal. 38.7 Ahmad Yani, Menuju Masjid Ideal, Edisi Pertama, (Jakarta: LP2SI Haramain, 2001), hal.
14.8 Niko P. Hentika, Menuju Restorasi Fungsi Masjid: Analisis Terhadap Handicap Internal
Takmir Dalam Pengembangan Manajemen Masjid, dalam Jurnal Manajemen Dakwah Vol. 2 No.2 (2016), hal. 163
AL-IDARAH: JURNAL MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI ISLAM4 ౹ Al-Idarah, Vol. 1, No. 1, Januari - Juni 2017
PHQJDUXQJLNHKLGXSDQquotesdbs_dbs50.pdfusesText_50
[PDF] dalf c1 2017
[PDF] dalf c1 exemple d'épreuve
[PDF] dalf c1 inscription
[PDF] dalf c1 pdf
[PDF] dalf c1 preparation
[PDF] dalf c1 synthese exemple
[PDF] dalf inscription
[PDF] damancom 2
[PDF] damancom teledeclaration
[PDF] damancom telepaiement
[PDF] dan ben avraham libros pdf
[PDF] dan grada bjelovara 2017 program
[PDF] danger des écrans
[PDF] danger des écrans sur la santé