[PDF] ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI





Previous PDF Next PDF



Penyerapan Tenaga Kerja dan Pertumbuhan Ekonomi Menuju Era

28-Jan-2021 Kata kunci: bonus demografi; penyerapan tenaga kerja; pertumbuhan ekonomi; PDRB; IPM ... Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia Vol.



ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA SEKTOR INDUSTRI DI

hadap penyerapan tenaga kerja di Pro- negatif terhadap penyerapan tenaga kerja. Jumlah unit usaha industri ... Kota Salatiga ”Jurnal Analisis.



ANALISIS TINGKAT PENYERAPAN TENAGA KERJA SEKTOR

Jurnal Ilmu Ekonomi signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja sektor industri di kabupaten Gresik. Kata kunci : Tenaga Kerja Upah



ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA. KERJA DI D.I.Y. JURNAL. Oleh: Nama: Ridwan Jafary. NIM : 14313210. Jurusan : Ilmu Ekonomi.



Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Batu Bata Di

02-Jul-2019 Sekali lagi kami berharap dengan terbitan Jurnal Ekonomi Pembangunan. (JEP) ini dapat memfasilitasi dosen



Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor UKM (Studi Kasus

Bahwa artikel Jurnal tersebut dibuat sebagai persyaratan ujian skripsi yang usaha jenis usaha dan upah terhadap penyerapan tenaga kerja UKM di Kota ...



ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG. MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA. WANITA SEKTOR INFORMAL DI JAWA TIMUR. JURNAL ILMIAH. Disusun oleh : Indira Bunga Cantika.



ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

Artikel Jurnal dengan judul : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI. PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI MANUFAKTUR. BESAR DAN SEDANG DI PROVINSI JAWA 



Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Pariwisata di Provinsi

Bahwa artikel Jurnal tersebut dibuat sebagai persyaratan ujian skripsi yang Kata kunci: Penyerapan Tenaga Kerja Pariwisata



ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR

08-Nov-2019 Artikel Jurnal dengan judul : ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR. PERHOTELAN DI MALANG RAYA. (Tahun 2007-2016).

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA

PADA INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN

SEDANG DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2011-

2015

JURNAL ILMIAH

Disusun oleh :

SAFIRA ZATA AMANI

145020101111048.

JURUSAN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2018

LEMBAR PENGESAHAN PENULISAN ARTIKEL JURNAL

Artikel Jurnal dengan judul :

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI MANUFAKTUR

BESAR DAN SEDANG DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2011-2015

Yang disusun oleh :

Nama : Safira Zata Amani

NIM : 145020101111048

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : S1 Ilmu Ekonomi

Bahwa artikel Jurnal tersebut dibuat sebagai persyaratan ujian skripsi yang dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 21 Desember 2018

Malang, 21 Desember 2018

Dosen Pembimbing,

Eddy Suprapto , SE., ME.

NIP. 195807091986031002

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI MANUFAKTUR

BESAR DAN SEDANG DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2011-2015

Safira Zata Amani1, Eddy2

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya safirazataamani@gmail.com

ABSTRAK

sektor industri merupakan sektor yangmempunyai peran sebagai sektor pemimpin (Leading sektor). Dikarenakan dengan adanya pembangunan sektor industri maka akan sanggup mendorong pembangunan di sektor lainnya, seperti sektor pertanian dan sektor jasa, sehingga nantinya akan berpengaruh pada meluasnya lapangan kerja yang akan meningkatkan pendapatan dan permintaan masyarakat (daya beli). Peningkatan terhadap pendapatan dan daya beli masyarakat menggambarkan bahwa perekonomian tumbuh dengan baik.Provinsi jawa timur adalah salah satu provinsi terbaik kedua yang menyumbang PDB di sektor industry pengolahan. Provinsi Jawa timur menyumbang 29,03 % di sektor industrinya adalah sektor tertinggi di jawa timur yang menyumbang PDRB provinsi Jawa Timur. Tapi hal ini tidak sebanding dengan penyerapan tenaga kerja yang kalah dengan sektor pertanian dan terjadinya penurunan penyerapan tenaga kerja tahun 2014 terhadap tahun 2015. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Industri Manufaktur Besar dan Sedang di Provinsi Jawa Timur tahun 2011-2015. Penelitian ini memiliki tiga variabel bebas yaitu, Nilai produksi, Jumlah Unit Usaha dan UMR di Provinsi Jawa Timur dengan variabel terikatnya yaitu Penyerapan Tenaga Kerja.. Hasil regresi data menunjukkan bahwa varibel bebas mempengaruhi variabel terikatnya. dengan variabel Jumlah Unit Usaha memiliki pengaruh paling dominan sebesar 58% terhadap penyerapam tenaga kerja. Nilai produksi sebesar 21% terhadap Penyerapan tenaga kerja industry manufaktur besar dan sedang di jawa timur dan yang variable UMR memiliki hubungan yang negative sebesar14 %. Kata kunci: Sektor Pariwisata, Pendapatan sektor pariwisata

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan sebuah negara yang kaya akan Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM), tetapi dibalik itu semua kedua sumber daya alam tersebut tidak menjamin adanya pembangunan ekonomi yang merata di seluruh wilayah Indonesia. Hal itu tercemin dari tingginya tingkat kemiskinan dan juga permasalah pengangguran, yang disebabkan masih minimnya tingkat kesempatan kerja di berbagai daerah Permasalah pengangguran tersebut muncul dikarenakan terdapat ketimpangan antara tingginya jumlah angkatan kerja dan masih minimnya jumlah lapanagn pekerjaan yang tersedia, sudah sepantasnya menjadi tugas dari berbagai sektor yang ada untuk menyerap para angkatan kerja

tersebut. Salah satu sektor perekonomian selama ini yang dinilai paling berpengaruh terhadap

pertumbuhan perekonomian adalah sektor industri. Dimana, sektor insutri berperan dalam memberikan sumbangan terhadap PDB, pengentasan kemiskinan, perluasan kesempatan kera, dan juga berperan dalam menghasilkan barang dan jasa untuk di ekspor. Menurut Arsyad (2010: 442), sektor industri menpunyai peran sebagai sektor pemimpin (Leading sektor). Dikarenakan dengan adanya pembangunan sektor industri maka akan sanggup

mendorong pembangunan di sektor lainnya, seperti sektor pertanian dan sektor jasa, sehingga

nantinya akan berpengaruh pada meluasnya lapangan kerja yang akan meningkatkan pendapatan dan permintaan masyarakat (daya beli). Peningkatan terhadap pendapatan dan daya beli masyarakat menggambarkan bahwa perekonomian tumbuh dengan baik. Sektor industry merupakan salah satu sektor ekonomi yang sedang dikembangkan di Indonesia sebagai faktor penggerak kemajuan sektor-sektor ekonomi lainnya. Peran sektor industri dalam perekonomian dinilai penting terutama dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. Secara struktural, perekonomian Jawa Timur dikuasi oleh 4 sektor utama, yaitu sektor pertanian, sektor industri, sektor perdagangan, dan sektor pertambangan dan penggalian. Meski cukup dominan, sektor pertanian memiliki pertumbuhan yang realtif kecil sehingga pangsanya cenderung menurun. Kenyataan ini tidak terlalu mengherankan mengingat elastisitas barang primer (termasuk pertanian) yang relativ kecil, serta perkembangan tekonologi yang mengakibatkan cakupan sektor pertanian beralih menjadi sektor agroindustry, seperti pada kasus penggilingan padi. Tetapi walaupun sektor pertanian memiliki pertumbuhan yang relative kecil, sampai saat ini sektor

pertanian masih menajdi sektor tertinggi pada saat ini sektor pertanian masih menjadi sektor

tertinggi dalam menyerap tenaga kerja. Hal tersebut bisa dilihat pada tabeL 1.1. Tabel 1.1 : Jumlah penduduk 15 tahun ke atas yang bekerja selama seminggu yang lalu berdasarkan jenis kelamin dan lapangan pekerjaan tahun 2016.

Lapangan Pekerjaan

Utama

Jenis Kelamin / sex

Laki Laki Perempuan Jumlah Total

Pertanian, kehutanan,

perburuan, dan perikanan

4.233.103 2.742.465 6.975.568

Perdagangan Besar,

Eceran, Rumah makan

dan Perikanan

1.808.680 2.208.128 4.016.808

Industri pengolahan 1.548.610 1.215.678 2.762.288

Sumber : Jawa Timur dalam angka 2017

Pengembangan sectoral di Jawa Timur lebih efektif diorientasikan pada sektor industri. Sebab, sektor industri merupakan penggerak utama perekonomian wilayah, mengingat potensinya yang cukup besar dalam mengatasi masalah ketenagakerjaan (pengangguran), persediaan permintaan domestic, serta linked (ketertarikan) yang tinggi antara sektor industry dengan sektor lainnya baik secara backward maupun forward. Hal ini sudah dibuktikan dengan tingginnya distribusi PDRB yang dihasilkan oleh industri Manufaktur di Provinsi Jawa Timur. Tabel 1.2 Distribusi PDRB Jawa Timur Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2011-2015 (persen) Kategori PDRB Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan

Usaha (Persen)

2011 2012 2013 2014 2015

Pertanian, Kehutanan,

dan Perikanan

13.28 13.47 13.46 13.56 13.72

Pertambangan dan

Penggalian

5.86 5.3 5.34 5.11 3.93

Industri Pengolahan 29.15 29.28 28.79 28.95 29.28

Pengadaan Listrik dan

Gas

0.5 0.48 0.37 0.36 0.35

Konstruksi 9.04 9.18 9.22 9.49 9.48

Tabel 1.2 Distribusi PDRB Jawa Timur Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2011-2015 (persen) Kategori PDRB Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan

Usaha (Persen)

2011 2012 2013 2014 2015

Perdagangan Besar dan

Eceran; Reparasi

Mobil dan Sepeda

Motor

17.97 17.67 17.7 17.34 17.58

Transportasi dan

Pergudangan

2.79 2.88 3.07 3.25 3.35

Penyediaan

Akomodasi dan Makan

Minum

4.78 4.82 4.91 5.2 5.4

Informasi dan

Komunikasi

4.65 4.73 4.78 4.54 4.55

Jasa Keuangan dan

Asuransi

2.28 2.44 2.64 2.68 2.74

Real Estate 1.64 1.61 1.63 1.57 1.63

Jasa Perusahaan 0.77 0.77 0.79 0.79 0.8

Jasa Pendidikan

2.5 2.63 2.73 2.73 2.72

Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial

0.58 0.6 0.61 0.63 0.63

Jasa lainnya 1.5 1.39 1.36 1.38 1.43

Produk Dosemetik

Regional Bruto

100 100 100 100 100

(sumber PBS PDRB Jawa Timur 2015) Pada tabel 1.2 menjelaskan bahwa Industri manufaktur sendiri memberikan kontribusi paling banyak dalam menyumbang PDRB di Provinsi Jawa Timur, seperti yang sudah dijelaskan diatas, PDRB adalah salah satu indikator dalam melihat pertumbahan ekonomi di suatu Daerah atau Provinsi.Semakin tinggi PDRB yang disumbangkan oleh suatu provinsi, maka semakin bagus juga pertumbahan ekonomi di provinsi tersebut. Walapun pada tahun 2013 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2011 dan 2012 yang mencapai 28.79 % tetapi pada tahun 2014 hingga 2015 perlahan PDRB industri manufaktur meningkat. Penurunan PDRB industri manufaktur pada tahun

2013 disebabkan oleh banyak hal, salah satunya adalah penurunan jumlah unit usaha, yang

mengakibatkan turunnya jumlah tenaga kerja dan berimbas terhadap PDRB di Jawa Timur itu sendiri. Dari Tabel 1.1 dan Tabel 1.2 diketahui bahwa kontribusi sektor Industri Pengolahan terhadap PDRB di Provinsi Jawa Timur tidak sebanding dengan daya serap tenaga kerjanya. Sektor industri pengolahan yang merupakan leading sector mempunyai PDRB yang paling tinggi dibanding dengan sektor-sektor yang lain tetapi, sektor tersebut hanya mampu menduduki peringkat ketiga dalam penyerapan tenaga kerjanya setelah sektor pertanian dan sektor perdagangan besar, eceran, rumah makan, dan hotel. Sebagai leading sector, seharusnya sektor industri mampu menyerap banyak tenaga kerja namun kenyataanya tidak demikian. Diperlukan perbaikan kebijakan pada sektor industri dalam mengimbangi dan meningkatkan penyerapan tenaga kerja pada sektor industri, sehingga akan mengurangi jumlah pengangguran. Di Indonesia, industri pengolahan dikelompokkan menjadi tiga, yaitu industri besar dan sedang, kecil, dan mikro. Dalam penelitian difokuskan kepada industri sedang dan besar. Hal ini didasari oleh nilai Produksi industri sedang besar yang lebih besar daripada dibandingkan dengan industri sektor kecil dan mikro pada industri pengolahan. Tabel 1.3 Nilai Produksi, Jumlah Unit Usaha, UMR, dan Total Tenaga Kerja Industri Manufaktur Besar dan Sedang Privinsi Jawa Timur tahun 2011 2015

Tahun Nilai Produksi Jumlah Unit

Usaha

UMR Total

Tenaga

Kerja

2011 461.78 triliun 6288 705.000 956.267

2012 449.77 triliun 6370 745.000 1.073.866

Sumber : BPS Jawa Timur.

Tabel 1.3 Nilai Produksi, Jumlah Unit Usaha, UMR, dan Total Tenaga Kerja Industri Manufaktur Besar dan Sedang Privinsi Jawa Timur tahun 2011 - 2015

Tahun Nilai Produksi Jumlah Unit

Usaha

UMR Total

Tenaga

Kerja

2013 553.13 triliun 6226 866.250 1.071.193

2014 556.24 triliun 6473 1.000.000 1.076.217

2015 569.49 triliun 6672 1.000.000 1.003.667

Sumber : BPS Jawa Timur.

Pada table 1.3 nilai produksi tahun 2011 adalah 461, 78 triliun, kemudian turun pada tahun

2012 menjadi 449.77. Pada tahun 2013 naik kembali dengan jumlahyang lebih banyak dari tahun

2011 yaiitu 553.13, triliun. kemudian naik kembali pada tahun 2014 menjadi 556.23, dan pada tahun

2015 naik menjadi 569,49 triliun.

Mengacu pada uraian sebelumnya, maka analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja di sektor industri pengolahan besar dan sedang di Indonesia sangat diperlukan untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja sehingga akan mengurangi pengangguran dan akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Atas dasar tersebut -Faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Manufaktur Sedang dan Besar di Jawa

Timur Tahun 2011-.

B. KAJIAN TEORI.

Teori Tenaga Kerja.

Simanjuntak (1985) menjelaskan bahwa pengertian dari tenaga kerja adalah penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan dan melakukan kegiatan lain seperti bersekolah atau mengurus rumah tangga dengan batasan umur 15 tahun. Teori permintaan menurut Simanjuntak (1985) menerangkan tentang ciri hubungan antara jumlah permintaan dengan harga. Sehubungan dengan tenaga kerja, permintaan tenaga kerja berarti menjelaskan hubungan antara tingkat upah dengan kuantitas tenaga kerja yang dikehendaki untuk diperkerjakan. Permintaan pengusaha atas tenaga kerja berbeda dengan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa. Masyarakat membeli barang dan jasa karena barang tersebut memberikan kepuasan kepadanya. Sementara pengusaha memperkerjakan seseorang karena orang tersebut membantu memproduksi barang dan jasa untuk dijual kepada masyarakat. Dengan kata lain, pertambahan permintaan terhadap tenaga kerja bergantung terhadap pertambahan permintaan masyarakat akan barang dan jasa yang diproduksi. Permintaan tenaga kerja seperti itu dinamakan derived demand.

Permintaan Tenaga Kerja

Bellante dan Jackson (1990) menjelaskan seberapa banyak suatu lapangan usaha akan mempekerjakan tenaga kerja dengan berbagai tingkat upah pada suatu periode tertentu. Permintaan pengusaha atas tenaga kerja berrbeda dengan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa. Masyarakat membeli barang karena barang tersebut memberikan keugunaan kepada konsumen. Akan tetapi bagi pengusaha memperkerjakan seseorang bertujuan untuk membantu memproduksi barang dan jasa untuk dijual kepada masyarakat. Dengan kata lain, pertambahan permintaan pengusaha terhadap tenaga kerja tergantung dari pertambahan permintaan masyarakat terhadap barang yang diproduksinya. Oleh karena itu, permintaan akan tenaga kerja merupakan permintaan turunan.

Penawaran Tenaga Kerja

Anonim (1990) berpendapat penawaran adalah suatu hubungan antara suatu subyek dengan harga yang dikenakan terhadab obyek tersebut. Yang merupakan syarat utama dari penawaran adalah adanya obyek yang ditawarkan dan kesepakatan harga dari obyek yang ditawarkan tersebut. Penawaran tenaga kerja adalah suatu hubungan antara tenaga kerja sebagai obyek (yang ditawarkan) dengan besarnya upah yang sesuai dengan keinginan tenaga kerja sebagai harga dari tenaga kerja tersebut. Seperti halnya dengan penawaran yang lain, penawaran tenaga kerja juga mempunyai hubungan positif dengan upah. Hubungan positif disini mempunyai pengertian bahwa jika upah yang diberikan semakin tinggi, maka semakin tinggi pula tenaga kerja yang ditawarkan. Anonim (1990) menyimpulkan bahwa penawaran adalah hubungan antara harga dan kuantitas. Dalam hal tenaga kerja, penawaran adalah hubungan antara tingkat upah dan jumlah tenaga kerja yang siap disediakan oleh pemilik tenaga kerja.

Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja

Menurut Sumarsono (2003) dalam Subekti (2007), permintaan tenaga kerja berkaitan dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan oleh suatu lapangan usaha. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja adalah tingkat upah, nilai produksi dan investasi. Perubahan pada faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi jumlah tenaga kerja yang diserap suatu lapangan usaha. Tingkat upah akan mempengaruhi tingkat biaya produksi. Nicholson (1999) dalam teori Pasar Tenaga Kerja dan Dampak Upah Minimum menjelaskan bahwa tenaga kerja dalam perekonomian ditentukan oleh permintaan dan penawaran tenaga kerja. Keseimbangan mekanisme pasar kerja ini akan menghasilkan tingkat upah dan tenaga kerja keseimbangan. Kenaikan dalam penawaran tenaga kerja yang didorong oleh bertambahnya Angkatan kerja akan menyebabkan penurunan dalam tingkat upah dan kenaikan dalam penyerapan tenaga kerja. Pergeseran keseimbangan pasar kerja ini didasarkan pada asumsi, jika sektor riil memiliki rencana untuk melakukan ekspansi produksi. Menurut Sudarsono (1988) dalam Subekti (2007) nilai produksi adalah tingkat produksi atau keseluruhan jumlah barang yang merupakan hasil akhir proses produksi pada suatu unit usaha yang selanjutnya akan dijual atau sampai ke tangan konsumen. Apabila permintaan hasil produksi perusahaan atau industri meningkat, produsen cenderung untuk menambah kapasitas produksinya. Untuk maksud tersebut produsen akan menambah penggunaan tenaga kerjanya. Perubahan yang mempengaruhi permintaan hasil produksi, antara lain adalah naik turunnya permintaan pasar akan hasil produksi dari perusahaan yang bersangkutan, tercermin melalui besarnya volume produksi, dan harga barang-barang modal yaitu nilai mesin atau alat yang digunakan dalam proses produksi. Dalam Subekti (2007) Nilai output suatu daerah diperkirakan akan mengalami peningkatan hasil produksi dengan bertambahnya jumlah perusahaan yang memproduksi barang yang sama. Para pengusaha akan membutuhkan sejumlah uang yang akan diperoleh dengan tambahan perusahaan tersebut, demikian juga dengan tenaga kerja. Perusahaan yang jumlahnya lebih besar akan menghasilkan output yang besar pula, sehingga semakin banyak jumlah perusahaan/unit yang berdiri maka akan semakin banyak kemungkinan untuk terjadi penambahan output produksi. Menurut Sudarsono (1988) Dalam Subekti (2007), perubahan faktor-faktor lain yang mempengaruhi permintaan hasil produksi, antara lain adalah naik turunnya permintaan pasar akan hasil produksi dari perusahaan yang bersangkutan, tercermin melalui besarnya volume produksi, dan harga barang-barang modal yaitu nilai mesin atau alat yang digunakan dalam proses produksi. Lain halnya dengan Simanjuntak (1985) yang menyatakan bahwa pengusaha memperkerjakan seseorang karena itu membantu memproduksi barang/jasa untuk dijual kepada konsumen. Oleh karena itu, kenaikan permintaan pengusaha terhadap tenaga kerja, tergantung dari kenaikan permintaan masyarakat akan barang yang diproduksi.

C. METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Menurut Sugiyono (2008) metode kuantitatif adalah pendekatan ilmiah yang melihat suatu realitas dapat diklasifikasikan, konkrit, teramati, dan terukur. Hubungan variabel bersifat sebab akibat yang mana data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Adapun dalam penilitian ini menganalisis data sekunder. Data sekunder yang digunakan oleh penyusun adalah data Penyerapan Tenaga Kerja Industri Besar Manufaktur Besar dan Sedang di Jawa Jawa Timur, data Nilai Produksi Industriquotesdbs_dbs6.pdfusesText_12
[PDF] jurnal perekonomian indonesia 2016 pdf

[PDF] jurnal pertumbuhan ekonomi indonesia pdf

[PDF] jurnal pertumbuhan ekonomi pdf

[PDF] jurnal pertumbuhan ekonomi regional

[PDF] jurnal psikologi kepribadian humanistik

[PDF] jurnal psikologi kepribadian manusia

[PDF] jurnal tenaga kerja pdf

[PDF] jurnal tentang kepribadian pdf

[PDF] jurnal teori belajar kognitif

[PDF] jurnal teori humanistik pdf

[PDF] jurnal upah minimum pdf

[PDF] jurnal upah tenaga kerja

[PDF] jury agregation mathématiques

[PDF] jury ena 2017

[PDF] jusqu'? quel age peut on avoir des bouffées de chaleur