SALINAN
Page 1. PRES IDEN. REPUBLIK INDONESTA. INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SK No A3l27l A. 19.Panglima... Menteri Ketenagakerjaan. SALINAN ...
RENCANA USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK (RUPTL) PT
REPUBLIK INDONESIA ttd. ARIFIN TASRIF. Tembusan: 1. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi. 2. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.
SALINAN
PERLINDI.INGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP. BAB I. KETENTUAN UI.{UM. Pasal 1. Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud
SALINAN
BIDANG ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. BAB I. KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan. Pemerintah Pusat adalah
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK
Pasal 32. (1) Penempatan tenaga kerja dilaksanakan berdasarkan asas terbuka bebas
SALINAN
13-Feb-2020 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA bahwa untuk me laksanakan ketentuan Pasal 26 ayat (2) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 201 1 tentang.
peraturan menteri riset teknologi
https://lldikti8.ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2019/07/Permenristekdikti-51-Tahun-2018-Pendirian-Perubahan-Pembubaran-PT-dan-pencabutan-izin-PTS.pdf
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN
SALINAN. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 50 TAHUN 2015. TENTANG. PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA.
SALINAN
REPUBLIK INDONESIA. -4-. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Koperasi dan Usaha. Mikro Kecil
SALINAN
Pasal 1. (1) Mengesahkan Persetujuan antara Pemerintah Republik. Indonesia dan Pemerintah Kerajaan Kamboja untuk. Penghindaran Pajak Berganda dan Pencegahan
File:Salinan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik
Indeks:Salinan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Permagangan di Dalam Negeri pdf ; Halaman:Salinan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Permagangan di Dalam Negeri pdf /1
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan tentang dimaksud dalam
MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a bahwa untuk mengakomodir perkembangan kondisi dan kebutuhan pengawasan ketenagakerjaan perlu dilakukan perubahan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 33 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pengawasan Ketenagakerjaan; b bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a
PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN PERUBAHAN ATAS PERATURAN
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 10 Tahun 2021 tentang Rencana Strategis Kementerian Ketenagakerjaan Tahun 2020-2024; Mengingat : Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
SALINAN
PRE S I DEN
REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 7 TAHUN 2O2I
TENTANG
KEMUDAHAN, PELINDUNGAN, DAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHAMIKRO, KECIL, DAN MENENGAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbangbahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 86, Pasal 87,Pasal 88, Pasal 89, Pasal 90, Pasal 91, Pasal 94, Pasal 104,dan Pasal 185 huruf b Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2O2O tentang Cipta Kerja, perlu menetapkan PeraturanPemerintah tentang Kemudahan, Pelindungan, dan
Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah;
MengingatPasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945;
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1992 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara
Republik indonesia Nomor 3502);
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UsahaMikro, Kecil, dan Menengah (Lembaran NegaraRepublik lndonesia Tahun 2008 Nomor 93, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 48661;
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2O2O tentang CiptaKerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2O2O Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 65731;
MEMUTUSKAN . . .
1 2 3 4SK No 086507 A
Menetapkan
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-2-MEMUTUSKAN:
PERATURAN PEMERINTAH TENTANG KEMUDAHAN,PELINDUNGAN, DAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DANUSAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH.
BAB IKETENTUAN UMUM
Pasal I
Dalam Peraturan Pernerintah ini yang dimaksud dengan: 1 3Koperasi 4dalah badan usaha yang beranggotakanorang seorang atau badan hukum Koperasi denganmelandaskan kegiatannya berdasaikan prin--sipKoperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi -rakyat
yang berdasar atas asas kekeluargaan.Usaha Mikro adalah usaha procluktif milik orangperorangan danf atau badan usaha perorang"., yarr[rnemenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatuidaiam Peraturan Pemerintah ini.
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yangberdiri sendiri, yang ditakukan oleh ori.rg peroranganatau badan usaha yang bukan merupakan anakperusahaan atau bukan cabang perusahaan yangdimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsungmaupun tidak langsung dari Usaha Menengah atauusa-ha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecilsebagaimana dimaksud dalam pe;att:ran pemerintah
ini.U-=aha Menengah adalah usaha ekonomi produktifyang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orangperorangan atau badan usaha yang bukan merupakananak perusahaan atau cabang perusahaan yangdimiliki, dikuasai, atau rnenjadi bagian baik langsungmaupun ticlak langsung dengan Usaha Kecil atauusaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Menengahsebagaimana d,atr.rr dalam peraturan pemerintah ini.
, 5. Pemerintah . . . 4SK No 094547 A
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESTA
-3-5. Perrrerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesiayang nremegang kekuasaan pemerintahan negaraRepublik Indonesia yang dibantu oleh Wakil presiden
dan menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-lJndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945.6. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagaiunsur penj,elenggara pemerintahan claerah yangmcmimpin pelalcs.rnaan urusan pemerintaharr yangn'cnjadi kewenangan daerah otonom.
7. Prir^sip Syariah adalah prinsip hukum Islam dalamkegiatan perkoperasian berdaszrrl 8. I(ernitraan dengan Pola Rantai pasok adalah kerjasarna antar usaha bark nrikro, kecil, m()nelulair danbesar lar,i\ mernrliki ketergantungan dala,m aliranbarang dai-l jasa. y-ang mengrrbah barharr mentahmenjadi proclirk dalam Llpaya yang efisicn ianekonomis mencakrlp berbagai proses dari produksi,pcrrgerr^bangan produk iar-r jasa, sistem informasi,
se;'.[ei pengemasan produrk atau pcrlghantaran jasa keperda' konsumen. 9. DA;ra Alokasi Khusus ),ang sclan;utnra disingkat DAKa 10. Perizinan Bcirtisaha' adalah lcgalitas yang cliberikankepada Pelaku Usaha untuk memrrlai daninenjaldnkan usah a dan/'atau l 1 1 . Inku basi adalah suatu proses pembinaarr,pendarnpingan, dan pengcrnbangan yaltg diberikantiien lcmbaS;a inkubator kepada pcserta inkubasi
(tcnuni). !2. f)inas aclal.ah dinas yang menyelenggarakan urusanpemerintal.ran ciaerah.di bidang K<>pcras;i dan lJsahaMikro, Kecil, dar M,:nengah.
1.3.Menteri...
SK No 094407 A
13. t4 PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA
-4- Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
Kementerian adalah kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah'
(1) pemberdayaan bagi Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. (21 Kemudahan, petindungan, dan pemberdayaan bagi melalui: a. pembinaan; dan b. pemberian fasilitas. Pasal 3
(1) Koperasi primer dibentuk paling sedikit oleh 9 (sembilan) orang. (21 Koperasi sekunder dibentuk paling sedikit oleh 3 (tiga) Koperasi.
Pasal Pasal 2
Pemerintah Pusat danmemberikan kemudahan,Pemerintah Daerahpelindungan, dan BAB II
KEMUDAHAN, PELINDUNGAN, DAN PEMBERDAYAAN KOPERASI
Bagian Kesatu
Kemudahan Penyelenggaraan Koperasi
Paragraf 1
Pembentukan KoPerasi
SK No 086281 A
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-5- Pasal 4
Koperasi memperoleh status badan hukum pada tanggalditerbitkan surat keputusan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi manusia tentang pengesahan badan hukum Koperasi.
Pasal 5
Pembentukan Koperasi dilakukan dengan akta pendirian yang memuat anggaran dasar. Pasal 6
(1) Dalam pembentukan Koperasi sebagaimana dimaksuddalam Pasal 5 diawali dengan rapat pembentukan Koperasi yang dihadiri oleh pendiri.
(21 Rapat pembentukan Koperasi sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dapat dilakukan secara daring dan/atauluring.
(3) Hasil rapat pembentukan sebagaimana dimaksudparla ayat (21 dinyatakan dengan notulen atau berita acara yang ditandatangarri oleh pimpinan rapat, dalanrbentuk paraf atau tanda tangan dengan tinta lasahatau elektronik.
Pasal 7
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah melakukanpembinaan dan pendampingan bagi kelompok masyarakat yang akan membentuk Koperasi. Paragraf
SK No 094550 A
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-6- Paragraf 2
Rapat Anggota
Pasal 8
(1) Rapat anggota dapat dilaksanakan secara daring danlatau luring. (21 Hasil pelaksanaan rapat anggota sebagaimanadimaksud pada ayat (1) wajib disampaikan kepada Kementerian dan/atau Dinas melalui sistem pelaporan secara elektronik. (3) Dalam hal pelaporan hasil pelaksanaan rapat anggotatidak ciapat dilakukan melalui sistem pelaporan secaraelektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (21, hasilpelaksanaan rapat anggota disampaikan secara
manual. (4) Kementerian dan/atau Dinas memfasilitasikemudahan pelaporan hasil pelaksanaan rapat anggota sebagaimana dimaksud pada ayat (2). Paragraf 3
Pelaporan
Pasal 9
(1) Koperasi yang melaksanakan kegiatan usaha simpanpinjam serta usaha simpan pinjam dan pembiayaansyariah vrajib menyampaikan laporan kepadaKementerian dan/atau Dinas secara periodik dan
sewaktu-waktu. (2) Laporan sebagairnana dimaksud pada ayat (1)disampaikan melalui sistem pelaporan secara elektronik. (3) Sistem pelaporan secara elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (21dibuat oleh Kementerian. (4) Dinas... SK No 094551 A
(41 -7 - Dinas dapat membuat sistem pelaporan secaraelektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (21dengan memperhatikan ketentuan mengenai- sistempelaporan secara elektronik yang ditetapkan olehKementerian.
PRES IDEN
REPUBLIK TNDONESIA
praktik tata kelola usahamembangun profesionalisme anggota; (5) Dalam hal sistem pelaporan secara elektronik belumterbentuk, Koperasi menyampaikan laporansebagaimana dimaksud pada ayat (21secara manual.
Bagian Kedua
Usaha Koperasi
Paragraf 1
Umum Pasal lO
(1) Usaha Koperasi merupakan usaha yang: a. berkaitan langsung dengan kepentingan anggota;dan b. meningkatkan usaha dan kesejahteraan anggota.(21 Usaha Koperasi yang berkaitan langsung dengankepentingan anggota sebagaimana dimaksucl pia.ayat (1) huruf a dilakukan dengan memperha[ika.,paling sedikit:
a. kebutuhan anggota dan kapasitas Koperasi;b. -pengutamaan pemenuhan pelayanan terbaikkepada anggota untuk mendorong peningkatanloyalitas anggota;
cyang danbaik untuk kepercayaan d. kerja sama antar-Koperasi; dane. kerja sama Koperasi dan/atau antar-Koperasidengan badan usaha lain.
(3) Usaha... SK No 094552 A
PRES IDEN
REPUBLIK lNDONESIA
-8- (3) Usaha Koperasi untuk meningkatkan usaha dankesejahteraan anggota sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf b dilakukan dengan memperhatikanpaling sedikit:
a. manfaat langsung dan tidak langsung yangdirasakan/diterima oleh anggota dan/ataumasyarakat yang memanfaatkanpelayanan/bisnis dengan Kooerasi;
b. kerjasama antar-Koperasi; dan c. kemitraan dengan badan usaha lain, Pasal 1 1
(1) Kegiatan usaha Koperasi dapat dilaksanakan secara: a. tunggal usaha; atau b. serba usaha. (21 Kegiatan usaha Koperasi yang dilaksanakan secaratunggal usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf a merLlpakan Koperasi yang diselenggarakanpada 1 (satu) bidang atau sektor usaha tertentu.
(3) Kegiatan usaha Koperasi yang dilaksanakan secaraserba usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf b merupakan Koperasi yang diselenggarakandengan beberapa kegiatan usaha pada 1 (satu) ataulebih bidang atau sektor usaha tertentu.
(4) Kegiatan usaha Koperasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b harus memiliki bidang usaha inti. (5) Kegiatan usaha Koperasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan berdasarkan paling sedikit: a. kesamaan usaha; b. potensi; cian o. kebutuhan anggota. (6) Kegiatan . SK No 094553 A
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-9- (6) Kegiatan usaha Koperasi sebagaimana dimaksud padaayat (1) dapat memiliki dan/atau memanfaatkanplatform teknologi digital untuk mendorong akselerasidan integrasi serta daya saing.
Pasal 12
(1) Kelebihan kemampuan pelayanan Koperasi dapatdigunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakatyang bukan anggota Koperasi dalam rangka menarikminat masyarakat menjadi anggota Koperasi.
(21 Kelebihan kemampuan pelayanan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) tidak berlaku untuk Koperasisimpan pinjam dan unit usaha simpan pinjam
Koperasi.
(3) Kelebihan kemampuan pelayanan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dihitung oleh pengurusKoperasi secara periodik ataur pada saat transaksikegiatan usaha langsung.
(4) Pelayanan kepada masyarakat yang bukan anggotasebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicatat sebagaitransaksi bisnis.
(5) Kelebihan kemampr-ran pelayanan Koperasisebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan berpedoman pada prinsip Koperasi: a. keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka; b. pengelolaandilaksanakan secarademokratis; c. pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adilsebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota;
d. pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal; kemanciirian; pendidikan perkoperasian; dan keda sama antar-Koperasi. e f. g SK No 094554 A
Paragraf
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-10- Paragraf 2
Usaha Koperasi yang Melaksanakan Prinsip Syariah
Pasal 13
(1) Koperasi dapat menjalankan kegiatan usahaberdasarkan Prinsip Syariah. (2) Koperasi yang menjalankan kegiatan usahaberdasarkan Prinsip Syariah sebagaimana dimaksudpada ayat 1l) u,'ajih mencantumkan kata ,,Syariah,,
derlam penamaan Koperasi. (3) Usaha Koperasi berdasarkan prinsip Syariahsebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapatCilaksanakan oleh Koperasi syariah.
(4) Usaha berdasarkan Prinsip Syariah wajib dituangkandalam anggaran dasar Koperasi. (5) Koperasi syariah didirikan, dikelola, dan menjalankankegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah sesuaidengan fatw'a.syariah .yang dikeluaikan, oleh MajelisUlama Indonesia.
(6) Koperasi syariah tiarus mclaksanakan kegiatan usahayang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah.
Pasal 14
(1) Koperasi syariah melaksanakan kegiatan usahasyariatr berdasarkan paling sedikit: a. kesamaan usaha; b. potensi; cian/atau c. kebutuhan anggota dan masyarakat di bidangindustri, perCagangan, jasa, serta bidang usahalain. (2) Usaha. . . SK No 094409 A
PRES lDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 11- (2) (3) Usaha Koperasi syariah sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilaksanakan dengan akad pinjam-meminjam,bagi hasil, sewet-menyewa,.fual beli, dan/atau bentuklainnya sesuai dengan Prinsip Syariah.
Koperasi syariah dapat menjalankan fungsi sosialdala:n bentuk baitul maal untuk pemberdayaan sosialekonomi anggota dan masyarakat berdasarkankeLentuan peraturan perunclang-undangan.
Pasal 15
(1) Usaha simpan pinjam dan pembiayaan syariah hanyadapat dila ks.tnakan (2) Uszrhit simpan pinjarn clan pembiayaan syariah olehKoperasi syariah dilaksanakan clengatn kegiatan sesuaidengarr Prinsip Syariah, rneliputi: a. rnenghimpun dana dari anggota, Koperasi lain,dan anggoranya dalam bentuk-tabungan denganakad' titipdn, simpanan berjangka dengan akadbagi hasil clan/atau bentuk lain;
b. menyalurkan dana kepada anggota, Koperasi laindan angqotan5,a, Calam bentuk pinjaman Cengan akaC pinjanr -rneminjam; dan . ,.r.., rnenyalurkan dana kepada anggr_rta, Koperasi laind,an anggotanya, dalam bcntuk pembiayaan clengan akad pinjam-merninjam, bagi hasil, sewa- menyewa, jual bcli, dan/atau bentuk lain. (3) Kopcrasi yang menjala:lkan usaha simpan pinjam clanpembiayaan syariah da;cat menjalankan fungsi sosialdalam bentr-rk.baitril maal untuk pemberdayaan scsialekonomi anggota dan masyarakat sesrrai clengan
ke tentuan pe rat-ura.^Ir pc rr-rnd an g-undangan. 4) Koperasi...
SK No 094410 A
PRES IOEN
REPUBLIK INDONESIA
-12- (4) Koperasi yang melaksanakan usaha simpan pinjam dan pembiayaan syariah sebagaimana dimaksud pada ayat (21 dapat melaksanakan kegiatan usaha secara elektronik. Pasal 16
Koperasi syariah yang menjalankan fungsi sosial dalam bentuk baitul maal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (3) atau Koperasi yang melaksanakan usaha simpan pinjam dan pembiayaan syariah yang menjalankan fungsi sosial dalam bentuk baitul maal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (3), melaporkan pelaksanaan fungsi sosial kepada Kementerian danf atau kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama, Badan Amil Zakat Nasional, dan Badan Wakaf Indonesia. Pasal 17
(1) Koperasi syariah wajib mempunyai dewan pengawas syariah. (21 Dewan pengawas syariah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertugas paling sedikit memberikan nasihat dan saran kepada pengurus serta mengawasi kegiatan Koperasi agar sesuai dengan Prinsip Syariah.
(3) Dewan pengawas syariah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memiliki pengetahuan mengenai Prinsip Syariah.
(1) Pasal 18
Kementerian dan/atau kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama melakukan pembinaan dan pengembangan kapasitas dewan pengawas syariah pada Koperasi syariah. Pembinaan dan pengembangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling sedikit melalui pelatihan dan/atau bimbingan teknis. (3) Dalam..' SK No 086282 A
(2t PRES IDEN
REPUBLIK INDONES]A
- 13- (3) Dalam melaksanakan pembinaan dan pengembangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kementeriandan/atau kementerian yang menyelenggarakanLlrusan pemerintahan di bidang agama berkoordinasidengan Dewan Syariah Nasional Majelis UlamaIndonesia.
(4) Kementerian menyelengErrra,kan unrsan pemerintahan di bidangagama mendelegasikan pelaksanaan pembinaan ataupengernbangan kapasitas de'*,an pengawas syariahI(operasi syariah kepada g,.rbernur dan/ataubupati/wali kota berdasarkan wilayah keanggotaan Koperasi.
Bagian Ketiga
Pelindrrngan Koperasi
Pasal 19
Dalam rangka peml:erian pelindungan kepada Koperasi,Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah: a. rncnefapkan bidang kegiatan ekonomi yang hanya boleh dirrsahakan Koperasi; dan b. mcnetapkan hidang dan sektor usaira di suatu wilayahyilng telah berhasil diusaha;',ern oleh Koperasi untuk
tictak diusahakan oleh badan usaha lainnya. Pasai ,.10
Selain pelindrrngan terhadap Koperasi sebagaimanadimaksud dalarn Pasat 19, Pemerintah Prrsat danPemerintah Daerah dapat mclakukan pemulihan usaha
Koperasi dalhm kondisi darurat'l-ertentu melalui:
a. re.strukturisasikredit; b. rekonstruksi usaha; c. br-ntuan modal; rlan/atau d. bantuan bentuk lerin. SK No 094412 A
ian . . . PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-t4- Bagian Keempat
Pemberdayaan Koperasi
Pasal 2 1
(1) Dalam melakukan pemberdayaan Koperasi melaluimenumbuhkarr iklim usaha, Pemerintah Fusat danPemerintah Daerah menetapkan kebijakan dalamaspek paling sedikit:
a. kelembagaan; b. produksi; c. per:rasaran; d. keuangan; dan e. inovasi dan teknologi. (21 Kebijakan pada aspek kelembagaan sebagaimanadimaksud pada zryat (1) huruf a meningkatkan paling seclikit: a. kualita,s pan-isipasi anggota Koperasi; b. kapasitas dan kompetensi strmber daya manusiapengurus, pengawas, dan pengelola; c. kemampuan manajerial dan ta.tet kelola Koperasi; cian d. kapasitas anggota Koperasi sebagai wirausahaKoperasi/wira Koperasi m.elalui Inkubasi. (3) Kebijakan :_pada aspek produksi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf b paling sedikit: a. meningkatkan teknik produksi dap pengoiahan serta kemampuan manajemen bagi Koperasi; b. memberikan . kemudahan dalam pcngadaan sarana. dan prasarane, produksi dan pengolahan, banan baku, bahan p(jnolong, dan kema-an bagi i(oPerasi; c. mendorong penerapan standardisasi dalam proses produksi dan pcngolahan; dan d.meningkatl..an... SK No 094413 A
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-15- d. meningkatkan kemampuan rancang bangun cianperekayasaan bagi produk anggota Koperasi. (4) Kebijakan pada aspek pemasaran sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf c paling sedikit: a. menumbuhkan loyalitas anggota Koperasi; b. mengembangkan potensi pasar selain anggotauntuk pengembangan usaha dan/atau kelebihankemampuan pelayanan Koperasi kepadamasyarakat bukan anggota;
c. pengernbangan jaringan usaha Koperasi dan kerja sama yang saling menguntungkan antar-Koperasidan antir.ra Koperasi dengan pihak lain; d. mendorong produk Koperasi untuk memiliki hakpaten dan merek sehingga mempunyai daya saingdi pasar domestik dan pasar mancanegara; dan
e. melakukan kurasi produk unggulan daerah yangmemiliki potensi sebagai waralaba. (5) Kebijakan pada aspek keuangan sebagaimanadimaksud pa-da ayat (1) hunrf d paling sedikit: a. meningkatkan partisipasi modal anggota Koperasimelalui pemupukan modal yang berasal dari: 1. hibah;
2. penyetaraan simpanatl anggota; dan/atau
3. sumber lain yang sah dan tidak mengikatsesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.
b. meningkatkan akses pembiayaan kepada sumber-sumber pembiayaan dalam jumlah, bunga atauimbal ja.sq, tlan tenggat waktu tertentu yang
quotesdbs_dbs23.pdfusesText_29
8. I(ernitraan dengan Pola Rantai pasok adalah kerjasarna antar usaha bark nrikro, kecil, m()nelulair danbesar lar,i\ mernrliki ketergantungan dala,m aliranbarang dai-l jasa. y-ang mengrrbah barharr mentahmenjadi proclirk dalam Llpaya yang efisicn ianekonomis mencakrlp berbagai proses dari produksi,pcrrgerr^bangan produk iar-r jasa, sistem informasi,
se;'.[ei pengemasan produrk atau pcrlghantaran jasa keperda' konsumen.9. DA;ra Alokasi Khusus ),ang sclan;utnra disingkat DAKa 10. Perizinan Bcirtisaha' adalah lcgalitas yang cliberikankepada Pelaku Usaha untuk memrrlai daninenjaldnkan usah a dan/'atau l 1 1 . Inku basi adalah suatu proses pembinaarr,pendarnpingan, dan pengcrnbangan yaltg diberikantiien lcmbaS;a inkubator kepada pcserta inkubasi
(tcnuni). !2. f)inas aclal.ah dinas yang menyelenggarakan urusanpemerintal.ran ciaerah.di bidang K<>pcras;i dan lJsahaMikro, Kecil, dar M,:nengah.
1.3.Menteri...
SK No 094407 A
13. t4 PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA
-4- Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
Kementerian adalah kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah'
(1) pemberdayaan bagi Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. (21 Kemudahan, petindungan, dan pemberdayaan bagi melalui: a. pembinaan; dan b. pemberian fasilitas. Pasal 3
(1) Koperasi primer dibentuk paling sedikit oleh 9 (sembilan) orang. (21 Koperasi sekunder dibentuk paling sedikit oleh 3 (tiga) Koperasi.
Pasal Pasal 2
Pemerintah Pusat danmemberikan kemudahan,Pemerintah Daerahpelindungan, dan BAB II
KEMUDAHAN, PELINDUNGAN, DAN PEMBERDAYAAN KOPERASI
Bagian Kesatu
Kemudahan Penyelenggaraan Koperasi
Paragraf 1
Pembentukan KoPerasi
SK No 086281 A
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-5- Pasal 4
Koperasi memperoleh status badan hukum pada tanggalditerbitkan surat keputusan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi manusia tentang pengesahan badan hukum Koperasi.
Pasal 5
Pembentukan Koperasi dilakukan dengan akta pendirian yang memuat anggaran dasar. Pasal 6
(1) Dalam pembentukan Koperasi sebagaimana dimaksuddalam Pasal 5 diawali dengan rapat pembentukan Koperasi yang dihadiri oleh pendiri.
(21 Rapat pembentukan Koperasi sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dapat dilakukan secara daring dan/atauluring.
(3) Hasil rapat pembentukan sebagaimana dimaksudparla ayat (21 dinyatakan dengan notulen atau berita acara yang ditandatangarri oleh pimpinan rapat, dalanrbentuk paraf atau tanda tangan dengan tinta lasahatau elektronik.
Pasal 7
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah melakukanpembinaan dan pendampingan bagi kelompok masyarakat yang akan membentuk Koperasi. Paragraf
SK No 094550 A
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-6- Paragraf 2
Rapat Anggota
Pasal 8
(1) Rapat anggota dapat dilaksanakan secara daring danlatau luring. (21 Hasil pelaksanaan rapat anggota sebagaimanadimaksud pada ayat (1) wajib disampaikan kepada Kementerian dan/atau Dinas melalui sistem pelaporan secara elektronik. (3) Dalam hal pelaporan hasil pelaksanaan rapat anggotatidak ciapat dilakukan melalui sistem pelaporan secaraelektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (21, hasilpelaksanaan rapat anggota disampaikan secara
manual. (4) Kementerian dan/atau Dinas memfasilitasikemudahan pelaporan hasil pelaksanaan rapat anggota sebagaimana dimaksud pada ayat (2). Paragraf 3
Pelaporan
Pasal 9
(1) Koperasi yang melaksanakan kegiatan usaha simpanpinjam serta usaha simpan pinjam dan pembiayaansyariah vrajib menyampaikan laporan kepadaKementerian dan/atau Dinas secara periodik dan
sewaktu-waktu. (2) Laporan sebagairnana dimaksud pada ayat (1)disampaikan melalui sistem pelaporan secara elektronik. (3) Sistem pelaporan secara elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (21dibuat oleh Kementerian. (4) Dinas... SK No 094551 A
(41 -7 - Dinas dapat membuat sistem pelaporan secaraelektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (21dengan memperhatikan ketentuan mengenai- sistempelaporan secara elektronik yang ditetapkan olehKementerian.
PRES IDEN
REPUBLIK TNDONESIA
praktik tata kelola usahamembangun profesionalisme anggota; (5) Dalam hal sistem pelaporan secara elektronik belumterbentuk, Koperasi menyampaikan laporansebagaimana dimaksud pada ayat (21secara manual.
Bagian Kedua
Usaha Koperasi
Paragraf 1
Umum Pasal lO
(1) Usaha Koperasi merupakan usaha yang: a. berkaitan langsung dengan kepentingan anggota;dan b. meningkatkan usaha dan kesejahteraan anggota.(21 Usaha Koperasi yang berkaitan langsung dengankepentingan anggota sebagaimana dimaksucl pia.ayat (1) huruf a dilakukan dengan memperha[ika.,paling sedikit:
a. kebutuhan anggota dan kapasitas Koperasi;b. -pengutamaan pemenuhan pelayanan terbaikkepada anggota untuk mendorong peningkatanloyalitas anggota;
cyang danbaik untuk kepercayaan d. kerja sama antar-Koperasi; dane. kerja sama Koperasi dan/atau antar-Koperasidengan badan usaha lain.
(3) Usaha... SK No 094552 A
PRES IDEN
REPUBLIK lNDONESIA
-8- (3) Usaha Koperasi untuk meningkatkan usaha dankesejahteraan anggota sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf b dilakukan dengan memperhatikanpaling sedikit:
a. manfaat langsung dan tidak langsung yangdirasakan/diterima oleh anggota dan/ataumasyarakat yang memanfaatkanpelayanan/bisnis dengan Kooerasi;
b. kerjasama antar-Koperasi; dan c. kemitraan dengan badan usaha lain, Pasal 1 1
(1) Kegiatan usaha Koperasi dapat dilaksanakan secara: a. tunggal usaha; atau b. serba usaha. (21 Kegiatan usaha Koperasi yang dilaksanakan secaratunggal usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf a merLlpakan Koperasi yang diselenggarakanpada 1 (satu) bidang atau sektor usaha tertentu.
(3) Kegiatan usaha Koperasi yang dilaksanakan secaraserba usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf b merupakan Koperasi yang diselenggarakandengan beberapa kegiatan usaha pada 1 (satu) ataulebih bidang atau sektor usaha tertentu.
(4) Kegiatan usaha Koperasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b harus memiliki bidang usaha inti. (5) Kegiatan usaha Koperasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan berdasarkan paling sedikit: a. kesamaan usaha; b. potensi; cian o. kebutuhan anggota. (6) Kegiatan . SK No 094553 A
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-9- (6) Kegiatan usaha Koperasi sebagaimana dimaksud padaayat (1) dapat memiliki dan/atau memanfaatkanplatform teknologi digital untuk mendorong akselerasidan integrasi serta daya saing.
Pasal 12
(1) Kelebihan kemampuan pelayanan Koperasi dapatdigunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakatyang bukan anggota Koperasi dalam rangka menarikminat masyarakat menjadi anggota Koperasi.
(21 Kelebihan kemampuan pelayanan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) tidak berlaku untuk Koperasisimpan pinjam dan unit usaha simpan pinjam
Koperasi.
(3) Kelebihan kemampuan pelayanan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dihitung oleh pengurusKoperasi secara periodik ataur pada saat transaksikegiatan usaha langsung.
(4) Pelayanan kepada masyarakat yang bukan anggotasebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicatat sebagaitransaksi bisnis.
(5) Kelebihan kemampr-ran pelayanan Koperasisebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan berpedoman pada prinsip Koperasi: a. keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka; b. pengelolaandilaksanakan secarademokratis; c. pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adilsebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota;
d. pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal; kemanciirian; pendidikan perkoperasian; dan keda sama antar-Koperasi. e f. g SK No 094554 A
Paragraf
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-10- Paragraf 2
Usaha Koperasi yang Melaksanakan Prinsip Syariah
Pasal 13
(1) Koperasi dapat menjalankan kegiatan usahaberdasarkan Prinsip Syariah. (2) Koperasi yang menjalankan kegiatan usahaberdasarkan Prinsip Syariah sebagaimana dimaksudpada ayat 1l) u,'ajih mencantumkan kata ,,Syariah,,
derlam penamaan Koperasi. (3) Usaha Koperasi berdasarkan prinsip Syariahsebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapatCilaksanakan oleh Koperasi syariah.
(4) Usaha berdasarkan Prinsip Syariah wajib dituangkandalam anggaran dasar Koperasi. (5) Koperasi syariah didirikan, dikelola, dan menjalankankegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah sesuaidengan fatw'a.syariah .yang dikeluaikan, oleh MajelisUlama Indonesia.
(6) Koperasi syariah tiarus mclaksanakan kegiatan usahayang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah.
Pasal 14
(1) Koperasi syariah melaksanakan kegiatan usahasyariatr berdasarkan paling sedikit: a. kesamaan usaha; b. potensi; cian/atau c. kebutuhan anggota dan masyarakat di bidangindustri, perCagangan, jasa, serta bidang usahalain. (2) Usaha. . . SK No 094409 A
PRES lDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 11- (2) (3) Usaha Koperasi syariah sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilaksanakan dengan akad pinjam-meminjam,bagi hasil, sewet-menyewa,.fual beli, dan/atau bentuklainnya sesuai dengan Prinsip Syariah.
Koperasi syariah dapat menjalankan fungsi sosialdala:n bentuk baitul maal untuk pemberdayaan sosialekonomi anggota dan masyarakat berdasarkankeLentuan peraturan perunclang-undangan.
Pasal 15
(1) Usaha simpan pinjam dan pembiayaan syariah hanyadapat dila ks.tnakan (2) Uszrhit simpan pinjarn clan pembiayaan syariah olehKoperasi syariah dilaksanakan clengatn kegiatan sesuaidengarr Prinsip Syariah, rneliputi: a. rnenghimpun dana dari anggota, Koperasi lain,dan anggoranya dalam bentuk-tabungan denganakad' titipdn, simpanan berjangka dengan akadbagi hasil clan/atau bentuk lain;
b. menyalurkan dana kepada anggota, Koperasi laindan angqotan5,a, Calam bentuk pinjaman Cengan akaC pinjanr -rneminjam; dan . ,.r.., rnenyalurkan dana kepada anggr_rta, Koperasi laind,an anggotanya, dalam bcntuk pembiayaan clengan akad pinjam-merninjam, bagi hasil, sewa- menyewa, jual bcli, dan/atau bentuk lain. (3) Kopcrasi yang menjala:lkan usaha simpan pinjam clanpembiayaan syariah da;cat menjalankan fungsi sosialdalam bentr-rk.baitril maal untuk pemberdayaan scsialekonomi anggota dan masyarakat sesrrai clengan
ke tentuan pe rat-ura.^Ir pc rr-rnd an g-undangan. 4) Koperasi...
SK No 094410 A
PRES IOEN
REPUBLIK INDONESIA
-12- (4) Koperasi yang melaksanakan usaha simpan pinjam dan pembiayaan syariah sebagaimana dimaksud pada ayat (21 dapat melaksanakan kegiatan usaha secara elektronik. Pasal 16
Koperasi syariah yang menjalankan fungsi sosial dalam bentuk baitul maal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (3) atau Koperasi yang melaksanakan usaha simpan pinjam dan pembiayaan syariah yang menjalankan fungsi sosial dalam bentuk baitul maal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (3), melaporkan pelaksanaan fungsi sosial kepada Kementerian danf atau kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama, Badan Amil Zakat Nasional, dan Badan Wakaf Indonesia. Pasal 17
(1) Koperasi syariah wajib mempunyai dewan pengawas syariah. (21 Dewan pengawas syariah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertugas paling sedikit memberikan nasihat dan saran kepada pengurus serta mengawasi kegiatan Koperasi agar sesuai dengan Prinsip Syariah.
(3) Dewan pengawas syariah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memiliki pengetahuan mengenai Prinsip Syariah.
(1) Pasal 18
Kementerian dan/atau kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama melakukan pembinaan dan pengembangan kapasitas dewan pengawas syariah pada Koperasi syariah. Pembinaan dan pengembangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling sedikit melalui pelatihan dan/atau bimbingan teknis. (3) Dalam..' SK No 086282 A
(2t PRES IDEN
REPUBLIK INDONES]A
- 13- (3) Dalam melaksanakan pembinaan dan pengembangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kementeriandan/atau kementerian yang menyelenggarakanLlrusan pemerintahan di bidang agama berkoordinasidengan Dewan Syariah Nasional Majelis UlamaIndonesia.
(4) Kementerian menyelengErrra,kan unrsan pemerintahan di bidangagama mendelegasikan pelaksanaan pembinaan ataupengernbangan kapasitas de'*,an pengawas syariahI(operasi syariah kepada g,.rbernur dan/ataubupati/wali kota berdasarkan wilayah keanggotaan Koperasi.
Bagian Ketiga
Pelindrrngan Koperasi
Pasal 19
Dalam rangka peml:erian pelindungan kepada Koperasi,Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah: a. rncnefapkan bidang kegiatan ekonomi yang hanya boleh dirrsahakan Koperasi; dan b. mcnetapkan hidang dan sektor usaira di suatu wilayahyilng telah berhasil diusaha;',ern oleh Koperasi untuk
tictak diusahakan oleh badan usaha lainnya. Pasai ,.10
Selain pelindrrngan terhadap Koperasi sebagaimanadimaksud dalarn Pasat 19, Pemerintah Prrsat danPemerintah Daerah dapat mclakukan pemulihan usaha
Koperasi dalhm kondisi darurat'l-ertentu melalui:
a. re.strukturisasikredit; b. rekonstruksi usaha; c. br-ntuan modal; rlan/atau d. bantuan bentuk lerin. SK No 094412 A
ian . . . PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-t4- Bagian Keempat
Pemberdayaan Koperasi
Pasal 2 1
(1) Dalam melakukan pemberdayaan Koperasi melaluimenumbuhkarr iklim usaha, Pemerintah Fusat danPemerintah Daerah menetapkan kebijakan dalamaspek paling sedikit:
a. kelembagaan; b. produksi; c. per:rasaran; d. keuangan; dan e. inovasi dan teknologi. (21 Kebijakan pada aspek kelembagaan sebagaimanadimaksud pada zryat (1) huruf a meningkatkan paling seclikit: a. kualita,s pan-isipasi anggota Koperasi; b. kapasitas dan kompetensi strmber daya manusiapengurus, pengawas, dan pengelola; c. kemampuan manajerial dan ta.tet kelola Koperasi; cian d. kapasitas anggota Koperasi sebagai wirausahaKoperasi/wira Koperasi m.elalui Inkubasi. (3) Kebijakan :_pada aspek produksi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf b paling sedikit: a. meningkatkan teknik produksi dap pengoiahan serta kemampuan manajemen bagi Koperasi; b. memberikan . kemudahan dalam pcngadaan sarana. dan prasarane, produksi dan pengolahan, banan baku, bahan p(jnolong, dan kema-an bagi i(oPerasi; c. mendorong penerapan standardisasi dalam proses produksi dan pcngolahan; dan d.meningkatl..an... SK No 094413 A
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-15- d. meningkatkan kemampuan rancang bangun cianperekayasaan bagi produk anggota Koperasi. (4) Kebijakan pada aspek pemasaran sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf c paling sedikit: a. menumbuhkan loyalitas anggota Koperasi; b. mengembangkan potensi pasar selain anggotauntuk pengembangan usaha dan/atau kelebihankemampuan pelayanan Koperasi kepadamasyarakat bukan anggota;
c. pengernbangan jaringan usaha Koperasi dan kerja sama yang saling menguntungkan antar-Koperasidan antir.ra Koperasi dengan pihak lain; d. mendorong produk Koperasi untuk memiliki hakpaten dan merek sehingga mempunyai daya saingdi pasar domestik dan pasar mancanegara; dan
e. melakukan kurasi produk unggulan daerah yangmemiliki potensi sebagai waralaba. (5) Kebijakan pada aspek keuangan sebagaimanadimaksud pa-da ayat (1) hunrf d paling sedikit: a. meningkatkan partisipasi modal anggota Koperasimelalui pemupukan modal yang berasal dari: 1. hibah;
2. penyetaraan simpanatl anggota; dan/atau
3. sumber lain yang sah dan tidak mengikatsesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.
b. meningkatkan akses pembiayaan kepada sumber-sumber pembiayaan dalam jumlah, bunga atauimbal ja.sq, tlan tenggat waktu tertentu yang
quotesdbs_dbs23.pdfusesText_29
10. Perizinan Bcirtisaha' adalah lcgalitas yang cliberikankepada Pelaku Usaha untuk memrrlai daninenjaldnkan usah a dan/'atau l 1 1 . Inku basi adalah suatu proses pembinaarr,pendarnpingan, dan pengcrnbangan yaltg diberikantiien lcmbaS;a inkubator kepada pcserta inkubasi
(tcnuni). !2. f)inas aclal.ah dinas yang menyelenggarakan urusanpemerintal.ran ciaerah.di bidang K<>pcras;i dan lJsahaMikro, Kecil, dar M,:nengah.
1.3.Menteri...
SK No 094407 A
13. t4 PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA
-4- Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
Kementerian adalah kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah'
(1) pemberdayaan bagi Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. (21 Kemudahan, petindungan, dan pemberdayaan bagi melalui: a. pembinaan; dan b. pemberian fasilitas. Pasal 3
(1) Koperasi primer dibentuk paling sedikit oleh 9 (sembilan) orang. (21 Koperasi sekunder dibentuk paling sedikit oleh 3 (tiga) Koperasi.
Pasal Pasal 2
Pemerintah Pusat danmemberikan kemudahan,Pemerintah Daerahpelindungan, dan BAB II
KEMUDAHAN, PELINDUNGAN, DAN PEMBERDAYAAN KOPERASI
Bagian Kesatu
Kemudahan Penyelenggaraan Koperasi
Paragraf 1
Pembentukan KoPerasi
SK No 086281 A
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-5- Pasal 4
Koperasi memperoleh status badan hukum pada tanggalditerbitkan surat keputusan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi manusia tentang pengesahan badan hukum Koperasi.
Pasal 5
Pembentukan Koperasi dilakukan dengan akta pendirian yang memuat anggaran dasar. Pasal 6
(1) Dalam pembentukan Koperasi sebagaimana dimaksuddalam Pasal 5 diawali dengan rapat pembentukan Koperasi yang dihadiri oleh pendiri.
(21 Rapat pembentukan Koperasi sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dapat dilakukan secara daring dan/atauluring.
(3) Hasil rapat pembentukan sebagaimana dimaksudparla ayat (21 dinyatakan dengan notulen atau berita acara yang ditandatangarri oleh pimpinan rapat, dalanrbentuk paraf atau tanda tangan dengan tinta lasahatau elektronik.
Pasal 7
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah melakukanpembinaan dan pendampingan bagi kelompok masyarakat yang akan membentuk Koperasi. Paragraf
SK No 094550 A
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-6- Paragraf 2
Rapat Anggota
Pasal 8
(1) Rapat anggota dapat dilaksanakan secara daring danlatau luring. (21 Hasil pelaksanaan rapat anggota sebagaimanadimaksud pada ayat (1) wajib disampaikan kepada Kementerian dan/atau Dinas melalui sistem pelaporan secara elektronik. (3) Dalam hal pelaporan hasil pelaksanaan rapat anggotatidak ciapat dilakukan melalui sistem pelaporan secaraelektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (21, hasilpelaksanaan rapat anggota disampaikan secara
manual. (4) Kementerian dan/atau Dinas memfasilitasikemudahan pelaporan hasil pelaksanaan rapat anggota sebagaimana dimaksud pada ayat (2). Paragraf 3
Pelaporan
Pasal 9
(1) Koperasi yang melaksanakan kegiatan usaha simpanpinjam serta usaha simpan pinjam dan pembiayaansyariah vrajib menyampaikan laporan kepadaKementerian dan/atau Dinas secara periodik dan
sewaktu-waktu. (2) Laporan sebagairnana dimaksud pada ayat (1)disampaikan melalui sistem pelaporan secara elektronik. (3) Sistem pelaporan secara elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (21dibuat oleh Kementerian. (4) Dinas... SK No 094551 A
(41 -7 - Dinas dapat membuat sistem pelaporan secaraelektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (21dengan memperhatikan ketentuan mengenai- sistempelaporan secara elektronik yang ditetapkan olehKementerian.
PRES IDEN
REPUBLIK TNDONESIA
praktik tata kelola usahamembangun profesionalisme anggota; (5) Dalam hal sistem pelaporan secara elektronik belumterbentuk, Koperasi menyampaikan laporansebagaimana dimaksud pada ayat (21secara manual.
Bagian Kedua
Usaha Koperasi
Paragraf 1
Umum Pasal lO
(1) Usaha Koperasi merupakan usaha yang: a. berkaitan langsung dengan kepentingan anggota;dan b. meningkatkan usaha dan kesejahteraan anggota.(21 Usaha Koperasi yang berkaitan langsung dengankepentingan anggota sebagaimana dimaksucl pia.ayat (1) huruf a dilakukan dengan memperha[ika.,paling sedikit:
a. kebutuhan anggota dan kapasitas Koperasi;b. -pengutamaan pemenuhan pelayanan terbaikkepada anggota untuk mendorong peningkatanloyalitas anggota;
cyang danbaik untuk kepercayaan d. kerja sama antar-Koperasi; dane. kerja sama Koperasi dan/atau antar-Koperasidengan badan usaha lain.
(3) Usaha... SK No 094552 A
PRES IDEN
REPUBLIK lNDONESIA
-8- (3) Usaha Koperasi untuk meningkatkan usaha dankesejahteraan anggota sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf b dilakukan dengan memperhatikanpaling sedikit:
a. manfaat langsung dan tidak langsung yangdirasakan/diterima oleh anggota dan/ataumasyarakat yang memanfaatkanpelayanan/bisnis dengan Kooerasi;
b. kerjasama antar-Koperasi; dan c. kemitraan dengan badan usaha lain, Pasal 1 1
(1) Kegiatan usaha Koperasi dapat dilaksanakan secara: a. tunggal usaha; atau b. serba usaha. (21 Kegiatan usaha Koperasi yang dilaksanakan secaratunggal usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf a merLlpakan Koperasi yang diselenggarakanpada 1 (satu) bidang atau sektor usaha tertentu.
(3) Kegiatan usaha Koperasi yang dilaksanakan secaraserba usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf b merupakan Koperasi yang diselenggarakandengan beberapa kegiatan usaha pada 1 (satu) ataulebih bidang atau sektor usaha tertentu.
(4) Kegiatan usaha Koperasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b harus memiliki bidang usaha inti. (5) Kegiatan usaha Koperasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan berdasarkan paling sedikit: a. kesamaan usaha; b. potensi; cian o. kebutuhan anggota. (6) Kegiatan . SK No 094553 A
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-9- (6) Kegiatan usaha Koperasi sebagaimana dimaksud padaayat (1) dapat memiliki dan/atau memanfaatkanplatform teknologi digital untuk mendorong akselerasidan integrasi serta daya saing.
Pasal 12
(1) Kelebihan kemampuan pelayanan Koperasi dapatdigunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakatyang bukan anggota Koperasi dalam rangka menarikminat masyarakat menjadi anggota Koperasi.
(21 Kelebihan kemampuan pelayanan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) tidak berlaku untuk Koperasisimpan pinjam dan unit usaha simpan pinjam
Koperasi.
(3) Kelebihan kemampuan pelayanan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dihitung oleh pengurusKoperasi secara periodik ataur pada saat transaksikegiatan usaha langsung.
(4) Pelayanan kepada masyarakat yang bukan anggotasebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicatat sebagaitransaksi bisnis.
(5) Kelebihan kemampr-ran pelayanan Koperasisebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan berpedoman pada prinsip Koperasi: a. keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka; b. pengelolaandilaksanakan secarademokratis; c. pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adilsebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota;
d. pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal; kemanciirian; pendidikan perkoperasian; dan keda sama antar-Koperasi. e f. g SK No 094554 A
Paragraf
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-10- Paragraf 2
Usaha Koperasi yang Melaksanakan Prinsip Syariah
Pasal 13
(1) Koperasi dapat menjalankan kegiatan usahaberdasarkan Prinsip Syariah. (2) Koperasi yang menjalankan kegiatan usahaberdasarkan Prinsip Syariah sebagaimana dimaksudpada ayat 1l) u,'ajih mencantumkan kata ,,Syariah,,
derlam penamaan Koperasi. (3) Usaha Koperasi berdasarkan prinsip Syariahsebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapatCilaksanakan oleh Koperasi syariah.
(4) Usaha berdasarkan Prinsip Syariah wajib dituangkandalam anggaran dasar Koperasi. (5) Koperasi syariah didirikan, dikelola, dan menjalankankegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah sesuaidengan fatw'a.syariah .yang dikeluaikan, oleh MajelisUlama Indonesia.
(6) Koperasi syariah tiarus mclaksanakan kegiatan usahayang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah.
Pasal 14
(1) Koperasi syariah melaksanakan kegiatan usahasyariatr berdasarkan paling sedikit: a. kesamaan usaha; b. potensi; cian/atau c. kebutuhan anggota dan masyarakat di bidangindustri, perCagangan, jasa, serta bidang usahalain. (2) Usaha. . . SK No 094409 A
PRES lDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 11- (2) (3) Usaha Koperasi syariah sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilaksanakan dengan akad pinjam-meminjam,bagi hasil, sewet-menyewa,.fual beli, dan/atau bentuklainnya sesuai dengan Prinsip Syariah.
Koperasi syariah dapat menjalankan fungsi sosialdala:n bentuk baitul maal untuk pemberdayaan sosialekonomi anggota dan masyarakat berdasarkankeLentuan peraturan perunclang-undangan.
Pasal 15
(1) Usaha simpan pinjam dan pembiayaan syariah hanyadapat dila ks.tnakan (2) Uszrhit simpan pinjarn clan pembiayaan syariah olehKoperasi syariah dilaksanakan clengatn kegiatan sesuaidengarr Prinsip Syariah, rneliputi: a. rnenghimpun dana dari anggota, Koperasi lain,dan anggoranya dalam bentuk-tabungan denganakad' titipdn, simpanan berjangka dengan akadbagi hasil clan/atau bentuk lain;
b. menyalurkan dana kepada anggota, Koperasi laindan angqotan5,a, Calam bentuk pinjaman Cengan akaC pinjanr -rneminjam; dan . ,.r.., rnenyalurkan dana kepada anggr_rta, Koperasi laind,an anggotanya, dalam bcntuk pembiayaan clengan akad pinjam-merninjam, bagi hasil, sewa- menyewa, jual bcli, dan/atau bentuk lain. (3) Kopcrasi yang menjala:lkan usaha simpan pinjam clanpembiayaan syariah da;cat menjalankan fungsi sosialdalam bentr-rk.baitril maal untuk pemberdayaan scsialekonomi anggota dan masyarakat sesrrai clengan
ke tentuan pe rat-ura.^Ir pc rr-rnd an g-undangan. 4) Koperasi...
SK No 094410 A
PRES IOEN
REPUBLIK INDONESIA
-12- (4) Koperasi yang melaksanakan usaha simpan pinjam dan pembiayaan syariah sebagaimana dimaksud pada ayat (21 dapat melaksanakan kegiatan usaha secara elektronik. Pasal 16
Koperasi syariah yang menjalankan fungsi sosial dalam bentuk baitul maal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (3) atau Koperasi yang melaksanakan usaha simpan pinjam dan pembiayaan syariah yang menjalankan fungsi sosial dalam bentuk baitul maal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (3), melaporkan pelaksanaan fungsi sosial kepada Kementerian danf atau kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama, Badan Amil Zakat Nasional, dan Badan Wakaf Indonesia. Pasal 17
(1) Koperasi syariah wajib mempunyai dewan pengawas syariah. (21 Dewan pengawas syariah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertugas paling sedikit memberikan nasihat dan saran kepada pengurus serta mengawasi kegiatan Koperasi agar sesuai dengan Prinsip Syariah.
(3) Dewan pengawas syariah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memiliki pengetahuan mengenai Prinsip Syariah.
(1) Pasal 18
Kementerian dan/atau kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama melakukan pembinaan dan pengembangan kapasitas dewan pengawas syariah pada Koperasi syariah. Pembinaan dan pengembangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling sedikit melalui pelatihan dan/atau bimbingan teknis. (3) Dalam..' SK No 086282 A
(2t PRES IDEN
REPUBLIK INDONES]A
- 13- (3) Dalam melaksanakan pembinaan dan pengembangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kementeriandan/atau kementerian yang menyelenggarakanLlrusan pemerintahan di bidang agama berkoordinasidengan Dewan Syariah Nasional Majelis UlamaIndonesia.
(4) Kementerian menyelengErrra,kan unrsan pemerintahan di bidangagama mendelegasikan pelaksanaan pembinaan ataupengernbangan kapasitas de'*,an pengawas syariahI(operasi syariah kepada g,.rbernur dan/ataubupati/wali kota berdasarkan wilayah keanggotaan Koperasi.
Bagian Ketiga
Pelindrrngan Koperasi
Pasal 19
Dalam rangka peml:erian pelindungan kepada Koperasi,Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah: a. rncnefapkan bidang kegiatan ekonomi yang hanya boleh dirrsahakan Koperasi; dan b. mcnetapkan hidang dan sektor usaira di suatu wilayahyilng telah berhasil diusaha;',ern oleh Koperasi untuk
tictak diusahakan oleh badan usaha lainnya. Pasai ,.10
Selain pelindrrngan terhadap Koperasi sebagaimanadimaksud dalarn Pasat 19, Pemerintah Prrsat danPemerintah Daerah dapat mclakukan pemulihan usaha
Koperasi dalhm kondisi darurat'l-ertentu melalui:
a. re.strukturisasikredit; b. rekonstruksi usaha; c. br-ntuan modal; rlan/atau d. bantuan bentuk lerin. SK No 094412 A
ian . . . PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-t4- Bagian Keempat
Pemberdayaan Koperasi
Pasal 2 1
(1) Dalam melakukan pemberdayaan Koperasi melaluimenumbuhkarr iklim usaha, Pemerintah Fusat danPemerintah Daerah menetapkan kebijakan dalamaspek paling sedikit:
a. kelembagaan; b. produksi; c. per:rasaran; d. keuangan; dan e. inovasi dan teknologi. (21 Kebijakan pada aspek kelembagaan sebagaimanadimaksud pada zryat (1) huruf a meningkatkan paling seclikit: a. kualita,s pan-isipasi anggota Koperasi; b. kapasitas dan kompetensi strmber daya manusiapengurus, pengawas, dan pengelola; c. kemampuan manajerial dan ta.tet kelola Koperasi; cian d. kapasitas anggota Koperasi sebagai wirausahaKoperasi/wira Koperasi m.elalui Inkubasi. (3) Kebijakan :_pada aspek produksi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf b paling sedikit: a. meningkatkan teknik produksi dap pengoiahan serta kemampuan manajemen bagi Koperasi; b. memberikan . kemudahan dalam pcngadaan sarana. dan prasarane, produksi dan pengolahan, banan baku, bahan p(jnolong, dan kema-an bagi i(oPerasi; c. mendorong penerapan standardisasi dalam proses produksi dan pcngolahan; dan d.meningkatl..an... SK No 094413 A
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-15- d. meningkatkan kemampuan rancang bangun cianperekayasaan bagi produk anggota Koperasi. (4) Kebijakan pada aspek pemasaran sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf c paling sedikit: a. menumbuhkan loyalitas anggota Koperasi; b. mengembangkan potensi pasar selain anggotauntuk pengembangan usaha dan/atau kelebihankemampuan pelayanan Koperasi kepadamasyarakat bukan anggota;
c. pengernbangan jaringan usaha Koperasi dan kerja sama yang saling menguntungkan antar-Koperasidan antir.ra Koperasi dengan pihak lain; d. mendorong produk Koperasi untuk memiliki hakpaten dan merek sehingga mempunyai daya saingdi pasar domestik dan pasar mancanegara; dan
e. melakukan kurasi produk unggulan daerah yangmemiliki potensi sebagai waralaba. (5) Kebijakan pada aspek keuangan sebagaimanadimaksud pa-da ayat (1) hunrf d paling sedikit: a. meningkatkan partisipasi modal anggota Koperasimelalui pemupukan modal yang berasal dari: 1. hibah;
2. penyetaraan simpanatl anggota; dan/atau
3. sumber lain yang sah dan tidak mengikatsesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.
b. meningkatkan akses pembiayaan kepada sumber-sumber pembiayaan dalam jumlah, bunga atauimbal ja.sq, tlan tenggat waktu tertentu yang
quotesdbs_dbs23.pdfusesText_29
1 1 . Inku basi adalah suatu proses pembinaarr,pendarnpingan, dan pengcrnbangan yaltg diberikantiien lcmbaS;a inkubator kepada pcserta inkubasi
(tcnuni).!2. f)inas aclal.ah dinas yang menyelenggarakan urusanpemerintal.ran ciaerah.di bidang K<>pcras;i dan lJsahaMikro, Kecil, dar M,:nengah.
1.3.Menteri...
SK No 094407 A
13. t4PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA
-4-Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang Koperasi dan UsahaMikro, Kecil, dan Menengah.
Kementerian adalah kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangKoperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah'
(1) pemberdayaan bagi Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. (21 Kemudahan, petindungan, dan pemberdayaan bagi melalui: a. pembinaan; dan b. pemberian fasilitas.Pasal 3
(1) Koperasi primer dibentuk paling sedikit oleh 9 (sembilan) orang. (21 Koperasi sekunder dibentuk paling sedikit oleh 3 (tiga)Koperasi.
PasalPasal 2
Pemerintah Pusat danmemberikan kemudahan,Pemerintah Daerahpelindungan, danBAB II
KEMUDAHAN, PELINDUNGAN, DAN PEMBERDAYAAN KOPERASI
Bagian Kesatu
Kemudahan Penyelenggaraan Koperasi
Paragraf 1
Pembentukan KoPerasi
SK No 086281 A
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-5-Pasal 4
Koperasi memperoleh status badan hukum pada tanggalditerbitkan surat keputusan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi manusia tentang pengesahan badan hukumKoperasi.
Pasal 5
Pembentukan Koperasi dilakukan dengan akta pendirian yang memuat anggaran dasar.Pasal 6
(1) Dalam pembentukan Koperasi sebagaimana dimaksuddalam Pasal 5 diawali dengan rapat pembentukanKoperasi yang dihadiri oleh pendiri.
(21 Rapat pembentukan Koperasi sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dapat dilakukan secara daring dan/atauluring.
(3) Hasil rapat pembentukan sebagaimana dimaksudparla ayat (21 dinyatakan dengan notulen atau beritaacara yang ditandatangarri oleh pimpinan rapat, dalanrbentuk paraf atau tanda tangan dengan tinta lasahatau elektronik.
Pasal 7
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah melakukanpembinaan dan pendampingan bagi kelompok masyarakat yang akan membentuk Koperasi.Paragraf
SK No 094550 A
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-6-Paragraf 2
Rapat Anggota
Pasal 8
(1) Rapat anggota dapat dilaksanakan secara daring danlatau luring. (21 Hasil pelaksanaan rapat anggota sebagaimanadimaksud pada ayat (1) wajib disampaikan kepada Kementerian dan/atau Dinas melalui sistem pelaporan secara elektronik.(3) Dalam hal pelaporan hasil pelaksanaan rapat anggotatidak ciapat dilakukan melalui sistem pelaporan secaraelektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (21, hasilpelaksanaan rapat anggota disampaikan secara
manual. (4) Kementerian dan/atau Dinas memfasilitasikemudahan pelaporan hasil pelaksanaan rapat anggota sebagaimana dimaksud pada ayat (2).Paragraf 3
Pelaporan
Pasal 9
(1) Koperasi yang melaksanakan kegiatan usaha simpanpinjam serta usaha simpan pinjam dan pembiayaansyariah vrajib menyampaikan laporan kepadaKementerian dan/atau Dinas secara periodik dan
sewaktu-waktu. (2) Laporan sebagairnana dimaksud pada ayat (1)disampaikan melalui sistem pelaporan secara elektronik. (3) Sistem pelaporan secara elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (21dibuat oleh Kementerian. (4) Dinas...SK No 094551 A
(41 -7 -Dinas dapat membuat sistem pelaporan secaraelektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (21dengan memperhatikan ketentuan mengenai- sistempelaporan secara elektronik yang ditetapkan olehKementerian.
PRES IDEN
REPUBLIK TNDONESIA
praktik tata kelola usahamembangun profesionalisme anggota;(5) Dalam hal sistem pelaporan secara elektronik belumterbentuk, Koperasi menyampaikan laporansebagaimana dimaksud pada ayat (21secara manual.
Bagian Kedua
Usaha Koperasi
Paragraf 1
UmumPasal lO
(1) Usaha Koperasi merupakan usaha yang: a. berkaitan langsung dengan kepentingan anggota;danb. meningkatkan usaha dan kesejahteraan anggota.(21 Usaha Koperasi yang berkaitan langsung dengankepentingan anggota sebagaimana dimaksucl pia.ayat (1) huruf a dilakukan dengan memperha[ika.,paling sedikit:
a. kebutuhan anggota dan kapasitas Koperasi;b. -pengutamaan pemenuhan pelayanan terbaikkepada anggota untuk mendorong peningkatanloyalitas anggota;
cyang danbaik untuk kepercayaand. kerja sama antar-Koperasi; dane. kerja sama Koperasi dan/atau antar-Koperasidengan badan usaha lain.
(3) Usaha...SK No 094552 A
PRES IDEN
REPUBLIK lNDONESIA
-8-(3) Usaha Koperasi untuk meningkatkan usaha dankesejahteraan anggota sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf b dilakukan dengan memperhatikanpaling sedikit:
a. manfaat langsung dan tidak langsung yangdirasakan/diterima oleh anggota dan/ataumasyarakat yang memanfaatkanpelayanan/bisnis dengan Kooerasi;
b. kerjasama antar-Koperasi; dan c. kemitraan dengan badan usaha lain,Pasal 1 1
(1) Kegiatan usaha Koperasi dapat dilaksanakan secara: a. tunggal usaha; atau b. serba usaha.(21 Kegiatan usaha Koperasi yang dilaksanakan secaratunggal usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf a merLlpakan Koperasi yang diselenggarakanpada 1 (satu) bidang atau sektor usaha tertentu.
(3) Kegiatan usaha Koperasi yang dilaksanakan secaraserba usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf b merupakan Koperasi yang diselenggarakandengan beberapa kegiatan usaha pada 1 (satu) ataulebih bidang atau sektor usaha tertentu.
(4) Kegiatan usaha Koperasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b harus memiliki bidang usaha inti. (5) Kegiatan usaha Koperasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan berdasarkan paling sedikit: a. kesamaan usaha; b. potensi; cian o. kebutuhan anggota. (6) Kegiatan .SK No 094553 A
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-9-(6) Kegiatan usaha Koperasi sebagaimana dimaksud padaayat (1) dapat memiliki dan/atau memanfaatkanplatform teknologi digital untuk mendorong akselerasidan integrasi serta daya saing.
Pasal 12
(1) Kelebihan kemampuan pelayanan Koperasi dapatdigunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakatyang bukan anggota Koperasi dalam rangka menarikminat masyarakat menjadi anggota Koperasi.
(21 Kelebihan kemampuan pelayanan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) tidak berlaku untuk Koperasisimpan pinjam dan unit usaha simpan pinjam
Koperasi.
(3) Kelebihan kemampuan pelayanan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dihitung oleh pengurusKoperasi secara periodik ataur pada saat transaksikegiatan usaha langsung.
(4) Pelayanan kepada masyarakat yang bukan anggotasebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicatat sebagaitransaksi bisnis.
(5) Kelebihan kemampr-ran pelayanan Koperasisebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan berpedoman pada prinsip Koperasi: a. keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka; b. pengelolaandilaksanakan secarademokratis;c. pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adilsebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota;
d. pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal; kemanciirian; pendidikan perkoperasian; dan keda sama antar-Koperasi. e f. gSK No 094554 A
Paragraf
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-10-Paragraf 2
Usaha Koperasi yang Melaksanakan Prinsip Syariah
Pasal 13
(1) Koperasi dapat menjalankan kegiatan usahaberdasarkan Prinsip Syariah.(2) Koperasi yang menjalankan kegiatan usahaberdasarkan Prinsip Syariah sebagaimana dimaksudpada ayat 1l) u,'ajih mencantumkan kata ,,Syariah,,
derlam penamaan Koperasi.(3) Usaha Koperasi berdasarkan prinsip Syariahsebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapatCilaksanakan oleh Koperasi syariah.
(4) Usaha berdasarkan Prinsip Syariah wajib dituangkandalam anggaran dasar Koperasi.(5) Koperasi syariah didirikan, dikelola, dan menjalankankegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah sesuaidengan fatw'a.syariah .yang dikeluaikan, oleh MajelisUlama Indonesia.
(6) Koperasi syariah tiarus mclaksanakan kegiatan usahayang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah.
Pasal 14
(1) Koperasi syariah melaksanakan kegiatan usahasyariatr berdasarkan paling sedikit: a. kesamaan usaha; b. potensi; cian/atau c. kebutuhan anggota dan masyarakat di bidangindustri, perCagangan, jasa, serta bidang usahalain. (2) Usaha. . .SK No 094409 A
PRES lDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 11- (2) (3)Usaha Koperasi syariah sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilaksanakan dengan akad pinjam-meminjam,bagi hasil, sewet-menyewa,.fual beli, dan/atau bentuklainnya sesuai dengan Prinsip Syariah.
Koperasi syariah dapat menjalankan fungsi sosialdala:n bentuk baitul maal untuk pemberdayaan sosialekonomi anggota dan masyarakat berdasarkankeLentuan peraturan perunclang-undangan.
Pasal 15
(1) Usaha simpan pinjam dan pembiayaan syariah hanyadapat dila ks.tnakana. rnenghimpun dana dari anggota, Koperasi lain,dan anggoranya dalam bentuk-tabungan denganakad' titipdn, simpanan berjangka dengan akadbagi hasil clan/atau bentuk lain;
b. menyalurkan dana kepada anggota, Koperasi laindan angqotan5,a, Calam bentuk pinjaman Cengan akaC pinjanr -rneminjam; dan . ,.r.., rnenyalurkan dana kepada anggr_rta, Koperasi laind,an anggotanya, dalam bcntuk pembiayaan clengan akad pinjam-merninjam, bagi hasil, sewa- menyewa, jual bcli, dan/atau bentuk lain.(3) Kopcrasi yang menjala:lkan usaha simpan pinjam clanpembiayaan syariah da;cat menjalankan fungsi sosialdalam bentr-rk.baitril maal untuk pemberdayaan scsialekonomi anggota dan masyarakat sesrrai clengan
ke tentuan pe rat-ura.^Ir pc rr-rnd an g-undangan.4) Koperasi...
SK No 094410 A
PRES IOEN
REPUBLIK INDONESIA
-12- (4) Koperasi yang melaksanakan usaha simpan pinjam dan pembiayaan syariah sebagaimana dimaksud pada ayat (21 dapat melaksanakan kegiatan usaha secara elektronik.Pasal 16
Koperasi syariah yang menjalankan fungsi sosial dalam bentuk baitul maal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (3) atau Koperasi yang melaksanakan usaha simpan pinjam dan pembiayaan syariah yang menjalankan fungsi sosial dalam bentuk baitul maal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (3), melaporkan pelaksanaan fungsi sosial kepada Kementerian danf atau kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama, Badan Amil Zakat Nasional, dan Badan Wakaf Indonesia.Pasal 17
(1) Koperasi syariah wajib mempunyai dewan pengawas syariah. (21 Dewan pengawas syariah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertugas paling sedikit memberikan nasihat dan saran kepada pengurus serta mengawasi kegiatanKoperasi agar sesuai dengan Prinsip Syariah.
(3) Dewan pengawas syariah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memiliki pengetahuan mengenai PrinsipSyariah.
(1)Pasal 18
Kementerian dan/atau kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama melakukan pembinaan dan pengembangan kapasitas dewan pengawas syariah pada Koperasi syariah.Pembinaan dan pengembangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling sedikit melalui pelatihan dan/atau bimbingan teknis. (3) Dalam..'SK No 086282 A
(2tPRES IDEN
REPUBLIK INDONES]A
- 13- (3) Dalam melaksanakan pembinaan dan pengembangansebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kementeriandan/atau kementerian yang menyelenggarakanLlrusan pemerintahan di bidang agama berkoordinasidengan Dewan Syariah Nasional Majelis UlamaIndonesia.
(4) KementerianKoperasi.
Bagian Ketiga
Pelindrrngan Koperasi
Pasal 19
Dalam rangka peml:erian pelindungan kepada Koperasi,Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah: a. rncnefapkan bidang kegiatan ekonomi yang hanya boleh dirrsahakan Koperasi; danb. mcnetapkan hidang dan sektor usaira di suatu wilayahyilng telah berhasil diusaha;',ern oleh Koperasi untuk
tictak diusahakan oleh badan usaha lainnya.Pasai ,.10
Selain pelindrrngan terhadap Koperasi sebagaimanadimaksud dalarn Pasat 19, Pemerintah Prrsat danPemerintah Daerah dapat mclakukan pemulihan usaha
Koperasi dalhm kondisi darurat'l-ertentu melalui:
a. re.strukturisasikredit; b. rekonstruksi usaha; c. br-ntuan modal; rlan/atau d. bantuan bentuk lerin.SK No 094412 A
ian . . .PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-t4-Bagian Keempat
Pemberdayaan Koperasi
Pasal 2 1
(1) Dalam melakukan pemberdayaan Koperasi melaluimenumbuhkarr iklim usaha, Pemerintah Fusat danPemerintah Daerah menetapkan kebijakan dalamaspek paling sedikit:
a. kelembagaan; b. produksi; c. per:rasaran; d. keuangan; dan e. inovasi dan teknologi. (21 Kebijakan pada aspek kelembagaan sebagaimanadimaksud pada zryat (1) huruf a meningkatkan paling seclikit: a. kualita,s pan-isipasi anggota Koperasi; b. kapasitas dan kompetensi strmber daya manusiapengurus, pengawas, dan pengelola; c. kemampuan manajerial dan ta.tet kelola Koperasi; cian d. kapasitas anggota Koperasi sebagai wirausahaKoperasi/wira Koperasi m.elalui Inkubasi. (3) Kebijakan :_pada aspek produksi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf b paling sedikit: a. meningkatkan teknik produksi dap pengoiahan serta kemampuan manajemen bagi Koperasi; b. memberikan . kemudahan dalam pcngadaan sarana. dan prasarane, produksi dan pengolahan, banan baku, bahan p(jnolong, dan kema-an bagi i(oPerasi; c. mendorong penerapan standardisasi dalam proses produksi dan pcngolahan; dan d.meningkatl..an...SK No 094413 A
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-15- d. meningkatkan kemampuan rancang bangun cianperekayasaan bagi produk anggota Koperasi. (4) Kebijakan pada aspek pemasaran sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf c paling sedikit: a. menumbuhkan loyalitas anggota Koperasi;b. mengembangkan potensi pasar selain anggotauntuk pengembangan usaha dan/atau kelebihankemampuan pelayanan Koperasi kepadamasyarakat bukan anggota;
c. pengernbangan jaringan usaha Koperasi dan kerja sama yang saling menguntungkan antar-Koperasidan antir.ra Koperasi dengan pihak lain;d. mendorong produk Koperasi untuk memiliki hakpaten dan merek sehingga mempunyai daya saingdi pasar domestik dan pasar mancanegara; dan
e. melakukan kurasi produk unggulan daerah yangmemiliki potensi sebagai waralaba. (5) Kebijakan pada aspek keuangan sebagaimanadimaksud pa-da ayat (1) hunrf d paling sedikit: a. meningkatkan partisipasi modal anggota Koperasimelalui pemupukan modal yang berasal dari:1. hibah;
2. penyetaraan simpanatl anggota; dan/atau
3. sumber lain yang sah dan tidak mengikatsesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.
b. meningkatkan akses pembiayaan kepada sumber-sumber pembiayaan dalam jumlah, bunga atauimbal ja.sq, tlan tenggat waktu tertentu yang
quotesdbs_dbs23.pdfusesText_29[PDF] Commercialisation 42
[PDF] LES MÉTIERS DE LA VILLE AU MOYEN-ÂGE
[PDF] Régime social des artistes étrangers - Audiens
[PDF] La circulation des artistes - Artfactories
[PDF] Emploi des artistes étrangers : Quelle fiscalité en France ?
[PDF] Télécharger le sommaire interactif des ressources d - Eduscol
[PDF] Pratique artistique : '
[PDF] Jardin 'arts - 77lezarts - Free
[PDF] Activité en arts plastiques au primaire - Institut Culturel Avataq
[PDF] Arts plastiques - Ministère de l Éducation et de l Enseignement
[PDF] la dissertation d 'Arts Techniques et Civilisations Le plan
[PDF] Ressources Design et arts appliqués - Ministère de l 'Éducation
[PDF] A la manière de Gustav Klimt - Gomme Gribouillages
[PDF] L arbre dans la nature Arts Visuels