[PDF] TEORI MUNASABAH DAN APLIKASINYA DALAM AL QURAN





Previous PDF Next PDF



Munasabah dalam Al-quran

menyokong peran dan kehadiran munasabah al-Qur'an. Ia selalu menganalisa hubungan ayat "mengapa ayat ini ditempatkan setelah ayat itu" dan "apa.



BUKU DISKURSUS MUNASABAH ALQURAN DALAM TAFSIR AL

BAB 1 PERAN MUNSABAH SEBAGAI INSTRUMEN PENAFSIRAN. ALQURAN_______1. A. Munasabah dalam Kajian Alquran ______1. B. Melacak Tradisi Awal Munasabah Alquran 



Munasabah Al-Quran: Studi Menemukan Tema Yang Saling

ditawarkan ilmu munasabah sebagai upaya untuk mengkorelasikan antar ayat (surah) dalam Al-Quran.Sumber ilmu dari munasabah ini.



Pertemuan 9 : (Munasabah Al Quran) Uraian Singkat Materi

Berdasarkan kajian munasabah ayat –ayat Al-Qur'an dianggap tidak terasing antara satu dari yang lain. Ia mempunyai keterkaitan



MUNASABAH AL-QURAN

“Munasabah adalah sisi keterikatan antara beberapa ungkapan di dalam satu ayat atau antar ayat pada beberapa ayat atau antar surah di dalam al-Quran”. 3. Ibnu 



TEORI MUNASABAH DAN APLIKASINYA DALAM AL QURAN

Al Furqan: Jurnal Ilmu Al Quran dan Tafsir Volume 1 Nomor 1 Juni 2018. 14. TEORI MUNASABAH DAN APLIKASINYA DALAM AL QUR'AN. Ah.Fauzul Adlim.



MUNASABAH AL-QURAN

munasabah al-Quran Syeikh lz zudclin Abdussalam (AJ-Suyuthi



konsep munasabah dalam al-quran perspektif wahbah az-zuhaili

“Konsep Munasabah Dalam Al-Qur'an Perspektif Wahbah Az-Zuhaili (Studi. Analisis Tafsir Al-Mun?r Fi Al-'Aq?dah Wa Asy-Syar?'ah Wa Al-Manhaj)” ini.



MUNASABAH AL-QURAN Makalah Disusun untuk memenuhi tugas

Jika asbab nuzul mengaitkan satu atau sejumlah ayat dengan konteks sejarahnya maka fokus perhatian ilmu munasabah antar ayat dan surat bukan pada kronologi.



Ulumul Quran (Ilmu-Ilmu Al Quran)

Nuzul Munasabah Al-Qur'an



[PDF] MUNASABAH AL-QURAN

“Munasabah adalah suatu ilmu yang mencoba mengetahui alasan-alasan di balik susunan atau urutan bagian-bagian al-Quran baik ayat dengan ayat atau surah dengan



[PDF] Munasabah Al-Quran: Studi Menemukan Tema Yang Saling - CORE

Journal of Islamic and Law Studies Volome 2 Nomor 1 Juni 2018 1 Munasabah Al-Quran: Studi Menemukan Tema Yang Saling Berkorelasi Dalam



[PDF] Kitab munasabah al quran pdf - Squarespace

Kitab munasabah al qur'an pdf Benefits of reading al quran Importance of quran pdf Learning islam 2 answers Quran learning tips You're Reading a Free 



Munasabah al qur an pdf - gulusunny - Weebly

munasabah al qur an pdf The last approach looks at the relations with other sciences especially human and social sciences A third line of interrogation 



[PDF] MUNASABAH AL-QURAN - Jurnal Online UIN SMH Banten

MUNASABAH AL-QUR'AN I Pendahuluan AJ-Quran adalah kitab pedo man umat lslam yang berisi petunjuk dan tuntunan komper hensif untuk mengatur kehidupan



(PDF) MUNASABAH AL-QURAN Hana Fitriani - Academiaedu

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Tafsir Al- qur'an yang membahas tentang “MUNASABAH” Kami menyadari bahwa masih terdapat 



(PDF) MUNASABAH AL-QURAN tugas computer - Academiaedu

B Identifikasi Masalah 1 Pengertian munasabah dan I'Jazul Qur'an 2 Beberapa contoh munasabah dalam alquran dan macam I'jazul Qur'an 3



[PDF] endad musaddad - munasabah dalam al-quran - Neliti

Keberadaan ilmu munasabah dalam kajian al-Qur'an diakui oleh para ulama bahwa al-Qur'an merupakan kitab suci yang ayatnya telah disusun secara rapi dan 



Munasabah al qur an pdf rebeccainspeedriemus1974s Ownd

Munasabah al qur an pdf Whereas the word dharran takes precedence 5 times namely in QS al-Maidah verse 76 Surah Yunus verse 49 QS Thaha verse 89 



Munasabah Al Quran - PDFCOFFEECOM

Munasabah Al Qur'an Munasabah Al Qur'an Author / Uploaded; Syahrul Budiman Categories; Documents Views 1920 Downloads 562 File size 100KB

:
Al Furqan: JurnalIlmu Al Quran dan Tafsir, Volume1Nomor1Juni201814

TEORIMUNASABAH DANAPLIKASINYA DALAM ALQUR"ANAh.Fauzul AdlimMadrasah TsanawiyahAl Karimi I Gresik, IndonesiaE-mail:afa.adlim@gmail.comAbstract:In the study of Qur'anic and tafsir, munasabah science is aninseparable part to be discussed. It is a tool for understanding the content ofthe Qur'an. The variety of discussions that exist in the Qur'an increasinglypositioned the importance of munasabah science. In this regard, M. QuraishShihab, a prominentIndonesian exegete, analogized the variety of Qur'anicdiscussions in a letter and its relation to one letter to another (munasabah),like an unknown pearl necklace in which the tip and the hilt are.The existence of knowledge about Munasabah in the Qur'an is based on anopinion that the composition of the verses, the order of sentences and lettersin the Qur'an are arranged by tauqifi not ijtihadi. Therefore the placementof verses, sentences and letters are based on tauqifi, that's what we want tofind,because behind the placement of verses and letters like that of coursethere is a wisdom contained in it. On the contrary, the argument that thecomposition of the verses, the order of sentences and letters in the Qur'an ina stratified manner clearly willundermine the munasabah theory in theQur'an.As al-Suyuthi, Nasr Hamid Abu Zaid reveals that Munasabah are of ageneral nature and some are specific, some are rational, perceptive, orimaginative. This according to Abu Zaid shows that the relationships orMunasabah-Munasabah are possibilities. These possibilities should bedisclosed and determined on each part of the text by commentators.Expressing the relationships between verses and verses and between lettersand letters does not mean explaining relationships that exist in inherently inthe text, but making connections between the commentators' mind and thetext. It is through this relationship that the relationship between thepassages of the text can be expressedKeywords:Munasabah, Al Qur'an, ApplicationsPendahuluanAl Qur"anadalahkitab Allahyangdidalamnya termuatdasar-dasar ajaranIslam.Al Qur"anmenerangkan segala perintah dan larangan, yang halal dan yangharam,baik dan buruk,bahkan juga memuat berbagai kisah umat masa lampau.SeluruhyangtermaktubdalamAl Qur"anpada hakekatnya merupakanajaranyangharusdipegangioleh umatIslam.Ia memberikanpetunjuk dan pedomanhidup untukmencapai kebahagiaanhidup di duniadanakhiratkelak, dalam bentuk ajaran: akidah,hukum, akhlak, falsafah dan sebagainya.Untuk mengungkapsemuaitu, menjelaskannya tidaklahmemadai bila seseorang

Al Furqan: JurnalIlmu Al Quran dan Tafsir, Volume1Nomor1Juni201815

hanya mampumembaca dan melagukannya dengan baik, yang diperlukan bukan hanyaitu, tapi lebih pada kemampuan memahami dan mengungkap isi serta mengetahuiprinsip-prinsipyang dikandungnya. Kemampuan sepertiinilahyang diberikanoleh ilmutafsir.Sejalan dengan kebutuhan umat Islam untuk mengetahui seluruhsegikandunganAl Qur"anserta intensitas perhatian para ulama terhadap tafsirAl Qur"an,makabermunculanlah berbagaikitab atau penafsiran yang beraneka ragam coraknya,baikpada masa ulama salaf maupunUlama Khalaf,sampai seperti sekarangini.Dari Fenomenasepanjangsejarahnya dibandingkan dengan tekslain (kitab suciagama lain),Al Qur"anmerupakan satu-satunya kitab suciyang banyak dikaji dansekaligus dibaca bahkan dihafal baik oleh mereka yang menganutagamaIslam maupunmerekayang menjadikanAl Qur"anhanya sekedar bahanstudi.Darihasil pengkajianitulah telah lahir berjilid-jilidkitab tafsir dengan berbagaimacam karakteristiknya.Halini merupakan fenomena menarik sekaligus unik. Sebab, kitab-kitab tafsir sebagai tekskedua seperti dapatdilihat dalam khazanah literatur Islam tidak hanya sekedarjumlahnya yang banyak, tetapi juga corak dan model metodenyayang dipakai beragamdan berbeda-beda. Keragaman tentang metode danberbagaimacampendekatangunamemahami isi kandunganAl Qur"anoleh paraulama kemudian dikumpulkan dalamsebuah disiplin ilmu,Ulum al-Qur'an.Diantarasekian banyak bahasanilmu-ilmuAl Qur"an,salah satunyaadalahtentangmuna>sabah.Sebagai bagian dari ilmu linguistik al-Quran,munasabahmendapatkedudukan pentingdalam upayamemahami teksAl Qur"ansecara integral.Sebabsistematika peletakannya, oleh beberapa orang dianggap,diatur olehAllahyang sudahtentu memiliki hikmah dibalik penyusunan tersebut.Munasabah; Pengetahuan Awal Tentang MunasabahSecarabahasaMunasabahberasal darikatanasaba-yunasibu-munasabatanyangartinyadekat(qarib).1al-Munasabatuartinya sama denganal-qarabatuyangberartimendekatkan dan jugaal-Musyakalah(menyesuaikan ). Sement ara kataal-nasibumenurut al-Zarkasyi (w. 794 H) sama artinya denganal-qaribu al-muttasil(dekat danbersambungan). Sebagai contoh,dua orangbersaudara dan anakpaman,kedua-duanyasaling berdekatan dalam artian ada ikatanatau hubungan. Karenanyaal-nasibuberartijugaal-rabith, yang berarti ikatan pertalian dan hubungan.2Dari pengertian diatas,di katakan bahwa setiap sesuatu yang berdekatan danmepunyai hubungan bisadikatakanMunasabah. Pengertian semacam ini misalnyakita katakan bahwa siFulanMunasabahdengan si fulan, yang artinya dia mendekatidan menyerupai si fulandalam arti dia punya hubungan family dengannyaataulainnya.PengertianMunasabahini juga sama artinya dengan'illathukum dalam babqiyasyakni sifat-sifatyang berdekatan dengan hukum. Maksud pengertian'illathukumdisini adalah kesamaan antara hukum asal dengan cabang (far'un).3Sejalan dengan hal tersebut kaitannya denganMunasabahyang akan di bahasdisini adalahMunasabahayat dengan ayat danMunasabahsurat dengan surat dalamAl1Ibrahim Mustafa dkk, KamusMu'jam al-Wasith(Madinah: Al-Maktab al-Ilmiyyah, T.th), 924.2Badruddin Muhammad bin Abdillah Al-Zarkasyi,Al-Burhan Fi 'Ulum al-Qur'an(Kairo: Dar al-Hadits, 2006),35.3Mana Khalil al-Qathan,Mabahits fi 'Ulum al-Qur'an,(Al-'Ash al-Hadis,1973),7.

Al Furqan: JurnalIlmu Al Quran dan Tafsir, Volume1Nomor1Juni201816

Qur"an. Menurut al-SuyuthiMunasabah(kedekatan) itu harus dikembalikankepadamakna korelatif, baiksecara:khusus, umum,konkrit, maupunsepertihubungan sebabdenganmusabab,'illatdanma'lul,perbandingan danperlawanan.4Menurutnya,Munasabahadalah ilmu yang muliatapi sedikit sekali perhatian mufasirterhadapnyalantaran kehalusan ilmu ini.5Secaraterminologis,Munasabahsebagaimana di katakan Mana al-Qathanadalah: segi-segi hubungan antara satu kalimat dalam ayat, antara satu ayat dengan ayatlain dalam banyak ayat atau antara satu surat dengan surat lain.6Dari pengertiansecaraterminologis tersebut selanjutnyaoleh para ulama dirinci menjadi tujuh macam, yaitu:pertama,Hubungan antara satu surat dengan surat sebelumnya. Kedua,Hubunganantara nama surat dengan isi atau tujuan surat. Ketiga,Hubungan antarafawatih al-suwarayat pertama yang terdiri daribeberapahurufdengan isi surat. Keempat,Hubungan antara ayat pertama denganayat terakhir dalam satu surat. Kelima,Hubungan antara satu ayat dengan ayat lain dalam satu surat. Keenam,Hubungan antarakalimat dengan kalimat lain dalam satu ayat. Ketujuh,Hubunganantara fasilah denganisi ayat. Kedelapan,Hubungan antara penutup surat dengan awal surat berikutnya.7Daripengertian dan perincian tersebut di atas dapatlah disimpulkan bahwaMunasabahadalah pengetahuan yang menggali hubungan ayat dengan ayat danhubungan surat dengan surat dalamAl Qur"an. Hal ini berbeda denganIlmu Asbab al-Nuzulyang mengaitkan sejumlah ayat dengan kontekssejarahnya, maka fokus perhatianilmuMunasabahbukan terletak pada kronologis-historisdari bagian-bagian teks, tetapiaspek pepautan antara ayat dan surat menurut urutan teks, yaitu yang disebut denganurutan bacaan, sebagai bentuk lain dari urutan turunnya ayat.8Adanya pengetahuan tentangMunasabahdi dalamAl Qur"anini di dasarkanpadasuatu pendapatbahwa susunanayat, urutankalimat dan surat-surat dalamAlQur"andisusun secaratauqifi9bukanijtihadi. Karenanya penempatanayat,kalimatdansurat tersebutberdasarkantauqifi,10itulahyanghendak kita cari, sebabdibalikpenempatan ayat dan surat seperti itutentu ada hikmahyang terkandung di dalamnya.Sebaliknya pendapat yang mengatakan bahwa susunan ayat, urutan kalimat dan surat-suratdalamAl Qur"andi susunsecaraijtihadijelasakanmeruntuhkanteorimunasabahdalamAl Qur"an.Sejalan dengan pendapatdi atas,Nashr Hamid Abu Zaid dalam bukunyaMafhum al-NashmengatakanbahwadasarMunasabahantar ayat dan surat-suratadalahbahwateksmerupakan kesatuan strukturalyangbagian-bagiannyasalingberkaitan.Tugasmufasir adalah berusahamenemukanhubungan-hubungantersebutJalaluddin Abd al-Rahman al-Suyuthy,Al-Asrar Tartib al-Qur'an(Kairo: Dar-al-'Itisham, tt),108.5Ibid. 109.6Mana Khalil al-Qathan,Mabahits fi'Ulum al-Qur'an ...837Azyumardi Azra (ed),Sejarah dan Ulum al-Qur'an(Jakarta: Pustaka Firdaus, 2000), 75-76.8Nashr HamidAbu Zaid,Mafhum al-Nash Dirasah fi'Ulum al-Qur'an,Terj.Khoiron Nahdliyin(Yogyakarta: LKiS, 1993),197.9Yaitu berdasarkan petunjuk syara (dalam hal ini Rasul).10Ulama kontemporer menurut Abu Zaid cenderung menjadikan urutan surat dalam mushafsebagaitauqifikarena pemahamanseperti itu sejalan dengan konsep tentang eksistensi teks azali yangada di Lauh al-Mahfudz. Perbedaan antara urutan turun dan urutan bacaan terletak pada susunan danpenataan. Melalui perbedaan susunan dan penataan ini, "persesuaian" antara ayat dan antara berbagaisurat, sisi lain dari aspek-aspek 'ijaz dapat diungkapkan. Lihat Abu Zaid,Mafhum al-Nas, Ibid.197.

Al Furqan: JurnalIlmu Al Quran dan Tafsir, Volume1Nomor1Juni201817

atauMunasabahMunasabahyangmengaitkanantaraayatdenganayatpadasatupihak,danantarasuratdengan surat di pihak lain.Olehkarenaitu,untukmengungkapkan hubungan-hubungan tersebut dibutuhkan kemampuan dan ketajamanpandangan mufasir dalam menangkap cakrawala teks.11Sebagaimana al-Suyuthi, Nashr Hamid Abu Zaid mengungkapkanbahwaMunasabahada yang bersifat umum dan ada yang bersifat khusus, ada yang rasional,perseptif,atau imajinatif.Ini menurut Abu Zaid menunjukkanbahwa hubungan-hubungan atauMunasabah-Munasabahmerupakankemungkinan-kemungkinan.Kemungkinan-kemungkinan ini harus diungkap dan ditentukan pada setiapbagian teksoleh mufasir. Mengungkapkanhubungan-hubunganantara ayat dengan ayat dan antarasurat dengan surat bukan berartimenjelaskan hubungan-hubungan yang memang adasecarainherntdalam teks, tetapi membuat hubungan-hubungan antara akal mufasirdenganteks.Melaluihubunganinilah, hubunganantara bagianteks dapatdiungkapkan.12Sekalipundemikian,pengetahuan mengenai korelasi (Munasabah) antara ayat-ayat dansurat-surat bukanlah berdasarkantauqifi,melainkan berdasarkanijtihadseorang mufasir dantingkat pengetahuannya terhadap kemukjizatanAl Qur"an.Apabila korelasi itu halusmaknanya dansesuai dengan asas-asas kebahasaan dalambahasaArab, maka korelasi tersebut dapatditerima, sebaliknya bila korelasi itubertentangan dengan kaidah-kaidah kebahasaan maka ia tertolak.13Dariketerangan di atas dapatlah dipahami bahwa diterima tidaknyakorelasi(hubungan)ayat dengan ayat maupun hubungan suratdengan surat harus sejalandengan asas-asaskebahasaan.Karena dalampersoalanMunasabahkekuatanpemikiranlah yang berusahamencari dan menemukanhubunganpertalian ataupersamaanantararangkaian suatupembicaraan.KarenaMunasabahmerupakanpersoalan yangmenyangkut tafsir, maka bilasesuatu muncul dandisampaikanberdasarkan rasionalisasi akal, tentu ia akan di terima, tetapi jika sebaliknya tentu iaakan di tolak. Hal inisejalan dengan kaidah yang dikemukakan para mufasir:14Munasabahialah soal akal,jika ia masuk akal ia akan di terima.Pandangan Ulama TentangMunasabahDalam memandangtentangMunasabahdalamAl Qur"an, para ulama tidaksemuanya seragam. Pendapat mereka sebagaimana dikatakan di atas,terbagi pada duabagian. Pertama,pihak yang menyatakan pasti ada pertalian antara ayat dengan ayat danantara surat dengan surat dalamAl Qur"an.Pendapat ini antara lain diwakili IzzuddinbinAbdal-Salam (w.660H).Dalam hal ini,iamengatakanbahwaMunasabahadalahilmu yang menjelaskan persyaratanbaiknya pembicaraan (irtibath al-Kalam) ituapabila adahubunganketerkaitanantarapermulaanpembicaraandengan akhirpembicaraanyang tersusun menjadi satu.15Izzuddin memberikan alasanbahwaAl Qur"anditurunkan dalam masa dua11Ibid. 199.12Ibid. 199.13Muhammad bin Umar bin Salim Bazahul.Ilm Al-Munasabah FiAl-Suwar Wa Al-Ayat.(Makkah: Maktabah al-Makkiyah,2002),32.14Subhial-shalih,Mabahits FiUlum Al-Qur"an(Beirut: Dar Al-Malayin, 1977),152.15Jalaluddin Abd al-Rahman al-Suyuthy, Al-Asrar Tartib al-Qur'an.... 108.

Al Furqan: JurnalIlmu Al Quran dan Tafsir, Volume1Nomor1Juni201818

puluh tahun lebih.Al Qur"anberisi berbagai hukum dengan sebab yang berbeda pula.Maka dengan demikian,apa tidak perlu ada pertalian satu sama lainnya? Selanjutnya iamemberikan alasandenganmengajukan pertanyaan pula, apakahartinyaTuhanmenciptakan hukum dan makhlukNya?, perbedaan'illatdansebab, upaya para muftidanpenguasa, upaya manusia tentang hal-halyang di sepakati,diperselisihkandanbahkan dipertentangkan, sudah tentu tidak akan adaorangyang maumencari-carihubungan tersebut bila tidakada artinya (hikmah).16Sebagaimanaulama klasik,Izzuddinpunjuga berkhayal bukan hanyakarenaAlQur"andisusun berdasarkan hikmahsemata, tetapi karena ia mencampuradukkanantararegulasiumum danregulasi kebahasaan.Bahasa memiliki mekanismesendiri. Melaluimekanisme tersebut,menurut AbuZaid, bahasamerepresentasikanrealitas. Iatidakmerepresentasikan realitas secaraliteral,tetapimebentuknyasecara simbolik sesuaidenganmekanisme dan hukum-hukum tertentu. Dari sini,hubungan-hubunganantararealitas eksternalbisa jadi tida ada,tetapi bahasamembentuk realitas-realitas inididalam realisasikebahsaan.17Ulamayang di anggap pertama kali memperkenalkan konsepMunasabahadalah Abu Bakar Abdullah Ibn Muhamad al-Naisaburi(W. 324 H.), seorang ulamayang mempunyai spesifikasi dibidang ilmu syari'ahdanbahasa.Iamengakui eksistensiIlmuMunasabahinisehingga melakukan kritik kepada ulama Baghdad yang tidak maumenyokongperan dan kehadiranMunasabahdalamAl Qur"an.Salahsatu kepekaannyaadalah,bila dibacakan kepadanya ayat-ayatAl Qur"an, iaselalumenganalisishubungan ayat itu,mengapa ayat ini ditempatkan atau dibuatdekat dengan ayatitu? danapa hikmahnya meletakkan surat ini dengan surat itu?18Pendapat lainnya juga dikemukakan Izah Darwajah. Menurutnya, semulaorang mengirabahwa tidak ada hubungan antara ayat dengan ayat dan antarasuratdengan surat dalamAl Qur"an. Ternyata setelah merekamelakukan penelitian,sebagian besar ayat dengan ayat dan surat dengan surat itu ada hubungannya.19Usahayangdilakukanal-Naisaburikemudian dilanjutkan oleh paraulamasesudahnya antara lainbisa kitasebutkanmisalnya, al-Biqa'i dengankaryanyaNadzmal-Durar fiTanasub al-Ayyi waal-Suwar,al-Suyuthi (w.911 H.)jugamenyusunkitabAsraral-Tanzilyang kemudiandiringkas dan diberinamaTanasuq al-DurarfiTanasub al-Suwaratau kitab lainnyaAsrarTartibal-Suwar.Mufasir-mufasir lainnyajuga hampir tidakketinggalanmengetengahkan aspekMunasabahdalam setiappembahasan tafsirnya sekalipun merekatidak secara khusus menuyusun kitabnyamelalui pendekatan ini, sebutsaja misalnyatafsiral-Manar,karyaMuhammad Abduhdan RasyidRidha,Tafsiral-Maraghi,KaryaMuhammadMusthafa al-Maraghi.Jugatidakketinggalan, mufasir yangbanyak mengetengahkanaspekMunasabahdalamtafsirnya adalah Fakhruddin al-Razidengan tafsirnyaMafatih al-Ghaib.Kedua,Pendapat yang mengatakan bahwa tidak perluadanyaMunasabahkarenaperistiwa-peristiwayang terjadisalingberlainan, karenaAl Qur"anditurunkandandiberi hikmah secaratauqifi(at as pet unjuk d an kehe ndak All ah SWT).Terhadappersoalan ini'Izzuddin (w.660H)memberikan pendapatbahwatidak semua urutan16Badruddin Muhammad bin Abdillah Al-Zarkasyi,Al-Burhan Fi'Ulum al-Qur'an....36.17Nashr Hamid Abu Zaid,Mafhum al-Nash Dirasah fi'Ulum al-Qur'an...200.18Badruddin Muhammad bin Abdillah Al-Zarkasyi,Al-Burhan Fi'Ulum al-Qur'an....36.19Masyfuk Zuhdi, Pengantar'Ulum al-Qur'an(Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1993),168.

Al Furqan: JurnalIlmu Al Quran dan Tafsir, Volume1Nomor1Juni201819

ayat dan surat dalamAl Qur"anmengandungMunasabah. Kriteriayang ia ajukanmengenai urutan ayat atau surat itu mengandungMunasabah,apabilaada persesuaianhubungan kalimatdalam kesatuan antara bagianawal danbagianakhirnyasalingterkait, sedangkankan yangtidak menunjukkan hal itu, merupakansebuah pemaksaan(takalluf) dan tidak disebut denganMunasabah.20Terhadap persoalan ini 'Izzuddin binAbd al-Salam tampaknyainginmenyatakanbahwaurutan ayat dan surat dalamAl Qur"anboleh jadimengandungMunasabahdanupaya mendapatkannya tergantung pada kemampuan nalar seseorang(mufasir) dalammencarinya danasbab al-Nuzulayat merupakan salah satufaktorpenting yang perludiperhatikan.21Pendapatlainnyajuga dikemukakanSubhiShalih, menurutnyamencarihubungan antara satu surat dengan surat lainnya adalah sesuatu yang sulit dan dicari-cari tanpa ada pedoman dan petunjuk dari tertib surat dan ayat-ayattauqifi. Karena itumenurut Subhi tidak semua yangtauqifidapat di cariMunasabahnyajikaayat-ayatitumengandungasbab al-Nuzulyang berbeda-beda, terkecuali hal itumempunyaimaudhu'yangmenonjolyang bersifatumum, yang ada hubungan antarasemuabagiannya.22Pendapat Subhi Shalihdiatas nampaknya didasarkan padapendapatsebagaianulama,bahwa urutan ayat dan surat dalamAl Qur"anbersifatijtihâdi.Halini berbedadengan pendapatmereka terhadap susunanayatyang hampirsecarakeseluruhanmengatakantauqifi.Sehingga menurutnya, sekalipun adakesatuanmaudhu'pada tiap-tiap suratitu, tidaklah berarti ada kesatuan atau adapersamaanpada semua surat dalamAl Qur"an. Ulama tafsir tidak sampai membuatkesimpulansejauh itu, mereka hanyamenunjukkan antara ayat terakhir dengan ayat pertama surat berikutnya.23Selanjutnyaneraca yang harus di pegangdalammenerangkanmacam-macamMunasabahantara ayat dan surat, menurut Hasbi ash-Shiddiqy,kembali ke derajattamastuldantasyabuhantaramaudhu"-maudhu"nya(topik-topiknya).Maksud daritamastuldantasyabuhdisini adalah tingkat kimiripan subjek.24Sejalandengan pendapat di atas,Subhi Shalihmengatakan: jikapersesuaian itumengenai hal yang sama, dan ayat-ayat terakhir suatu surat terdapat kaitan dengan ayat-ayatpermulaansurat berikutnya, maka persesuaian ituadalah masuk akaldan dapatditerima, tetapi sebaliknya menurut SubhijikaMunasabahitudilakukanterhadapayat-ayat yang berbedasebab turunyadan urusannya yangtidak adakeserasianantara satudengan lainnya, maka tidaklah yang demikian itudikatakantanâsub.25Dengan demikian,ukuranketelitan sekurang-kurangnya harusmeperhatikansegi-segi persesuaianantara ayat yang satudengan ayat yang lain, atau antarasuratyang satudengan suratyang lainnya.Sebabsebagaimanadikatakan al-Suyuthi,Munasabahitu terkadang ada yang jelas dan terkadang juga ada yang samar. Inilahyang menjadi keriteria atau ukuran untuk menetapkan ada dantidakadanyaMunasabahantara ayat-ayat dan surat-surat dalamAl Qur"an.Dengan demikian,dapatlahdibayangkan bahwaletak titikpersesuaian20Badruddin Muhammad bin Abdillah Al-Zarkasyi,Al-Burhan Fi'Ulum al-Qur'an....3721Ibid. 37.22Subhi al-shalih,Mabahits FiUlum Al-Qur"an.... 152.23Ibid.152.24Hasbi ash-Shiddiqy,Ilmu-ilmu al-Qur'an,(Jakarta: Bulan Bintang, 1972),40.25Subhi al-shalih,Mabahits FiUlum Al-Qur"an....152.

Al Furqan: JurnalIlmu Al Quran dan Tafsir, Volume1Nomor1Juni201820

(Munasabah)antara ayat-ayatitu sedikitsekalikemungkinannya.Sebaliknyaterlihatdengan jelas letakMunasabahantarasurat-surat itu jarangsekalikemungkinannya.Hal ini disebabkankarena pembicaraanmengenai satu hal, jarang bisasempurnahanya dengan melihat satu ayat saja26.Alangkah baiknya apayangdikemukakan Abdal-QadirAhmad 'Athadalam pengantar buku al-SuyuthiAsrar Tartib al-Qur'an,mengutip berbagai keterangan,tentang berbagai langkah atautahapanyang perludiketahui untukmenemukanMunasabahantara ayat dan surat dalamAl Qur"an.Langkah-langkah tersebut yaitu:pertama,Melihat tema sentral dari surat tertentu.Kedua,Melihat premis-premis yang diperlukan untuk mendukung tema sentral itu.ketiga,Mengadakankategorisasi terhadap premis-premis ituberdasarkanjauh dekatnyakepada tujuan. Keempat,Melihat kalimat-kalimat (pernyataan-pernyataan) yangsalingmendukung di dalam premis itu.26Jenis-jenisMunasabahBertitik tolak daripengertianIlmuMunasabahAl Qur"andi atas yangmengandung dua komponen inti, yaitu berkisar pada hubungan antara ayat dengan ayatdan antara surat dengan surat dalamAl Qur"an, makauraiantentangmacam-macamMunasabahini akan bertolak dari dua komponen tersebut. Dua komponen inti itukemudian dirinci oleh para ulama menjadi delapan macam hubungan baikyangberkaitan dengan ayat maupun surat.Rincian penjelasan mengenai hubungan ayat dan surat tersebut adalah sebagaiberikut:Hubungan antara ayat dengan ayat meliputi:A.Hubungan antara kalimat dengan kalimat dalam ayat.Pada umumnya,tulisanyang menjelaskanMunasabahantara ayat dengan ayatini tidakada perbedaanyang mendasar. Setiap buku yang mengomentari hal ini telahmengulasnya dengan redaksi dan kandungan makna yang tidakjauhberbeda.Kalaupun ada perbedaantersebut hanya merupakan sedikit variasi redaksi saja yang ditonjolkannya. Menurut al-Suyuthi,Munasabahsatu kalimat dengan kalimat berikutnyadalamayat,adakalanya melalui huruf'athafdan adakalanya tanpamelaluihuruf 'athaf(takunu ma'tufah wa latakunu ma'tufah).27Munasabahantara satu kalimat dengankalimatlaindalamsatuayat yang dihubungkan denganhuruf 'athafbiasanyamengandung beberapa unsur (bentuk), antara lain:UnsurTadlad(al-Mudladhah), yakni berlawanan atau bertolakbelakang antarasuatu katadengankata lainnya.sebagai contoh penyebutan katarahmatsetelahkataadzab.kataal-raghbahsetelah kataal-rahbah,menyebut janjidan ancamansetelahmenyebutkan tekanan hukumnya. Contoh tersebut di atas misalnya kitalihat pada surat al-'Araf ayat, 156:"Siksa-Ku akanKutimpakan kepada siapa yang aku kehendaki dan rahmat-Kumeliputi segala sesuatu. Maka akan aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orangyang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepadaayat-ayat kami".26Abd al-Qadir Ahmad 'Atha,Pengantar Kitab Asrar Tartib al-Qur'an....4527Jalaluddin Abdurrahman al-Suyuthy,Al-Itqan FiUlum Al-Qur"an(Beir ut: da r al-Fikr,T.Th),109.

Al Furqan: JurnalIlmu Al Quran dan Tafsir, Volume1Nomor1Juni201821

Contoh lain misalnyaterdapatpada surat Alu Imran ayat, 26:Katakanlah: "Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikankerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dariorang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendakidan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. di tangan Engkaulah segalakebajikan.Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu"Pada ayat tersebut disebutkan pasangan masing-masing kata yangsalingberlawanan yaitu penyebutan kata????setelah kata????, dan kata ???setelah kata???dalam ayat tersebut disebut sebagaialaqatnya. Contoh-contoh seperti itu banyak sekaliditemukan dalam ayat-ayat yanglainnya.UnsurIstidhrad,yaitu pembahasannya pindah ke kata lain yang adahubungannya atau penjelasan selanjutnya. Contoh seperti ini bisadilihatpada surat al-Baqarah ayat, 189:"Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: "Bulan sabit ituadalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji; dan bukanlahkebajikan memasuki rumah-rumah dari belakangnyaakan tetapi kebajikan ituialah kebajikan orang yang bertakwa. dan masuklah ke rumah-rumah itu daripintu-pintunya; dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung".Dalam ayat tersebutdisebutkan kaitan antara kataal-ahillahdengan kataityanal-Buyut(mendatangi rumah), apahukumyang terkandung didalamnya dan dimanaletakMunasabahnya?.Ayat tersebut berkenaan denganmasalah bulansabitpadamusimhaji yang ditanyakan kaum Anshar dengan kebiasaan mereka mendatangi(memasuki)rumah dari belakang (pintu belakang), lalu pertanyaan tersebut di jelaskan dengan kataal-Birryang berarti taqwa kepada Allah dengan sekaligusmenjalankan apa yangdiperintah Allah dalam berhaji dan larangan mereka memasuki rumahdari pintubelakang.Dengan dijelaskannya melalui kataal-Birrmenurutal-Zarkasyi (w.794 H)perhatianmereka beralih kepada persoalan memasuki pintu dari belakang. Disini kataal-ahilahmenurutnya sangat berkaitan dengankataal-Birr.28Setelahdiketahui susunan(tarkib) dua kata tersebut yang saling beriringan dalam satu ayat, dengan demikian tidaktampak antara akhir ayat terpisah dari awalnya.3).UnsurTakhalus,yaitumelepaskan penggunaankata yang satudanbergantidengan kata yang lain, tetapi masih berhubungan. Mengenai unsurtakhalusinial-Zarkasyi memberikan contoh kata al-Nûr pada surat al-Nûr (yan g berarticahaya) ayat, 35:"Allah (Pemberi ) cahaya ( kepada ) l angit dan bumi. perumpamaan cahayaAllah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya adapelita besar. pelita itu di dalam kaca(dan) kaca itu seakan-akan bintang (yangbercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yangberkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu)dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) Hampir-hampirmenerangi, walaupun tidak disentuh api. cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis),Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allahmemperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Mahamengetahui segala sesuatu."28Badruddin Muhammad bin Abdillah Al-Zarkasyi,Al-Burhan Fi'Ulum al-Qur'an..... 41.

Al Furqan: JurnalIlmu Al Quran dan Tafsir, Volume1Nomor1Juni201822

Pada kata tersebut terdapatlimamacamtakhalusyang mempunyai sifatdanfungsinya. Bentuktakhalusini terdapat pada:a.Menyebutal-Nurdenganperumpamaannya,kemudianditakhaluskankepada kataal-Zujajahdengan menyebut sifatnya dari kata tersebut yangberarti kaca yang bisa memantulkan cahaya.b.Menyebutal-Nurdenganal-zaitunahyang ditakhaluskandengan kataal-syajarah.c.Selanjutnyadarikataal-syajarahditakhaluskandenganmenyebutkansifatzaitun.d.Kemudian dari katazaitunditakhaluskanke sifatal-Nur.e.Darial-Nurditakhaluskankepada nikmat Allah berupa hidayahbagiorangyang Allah kehendaki.29Pada perpindahankata-katatersebut perandanfungsi masing-masing katasama,yaitu berkisarpadakataal-Nurjuga, cuma sifatdanbentuknyasajayang berbeda.MenurutMana'al-Qathantakhalusjugabisaterjadi antara ayat dengan ayat lain.DalamAl Qur"anterdapatMunasabahantara ayat dengan ayat yang harusdi perhatikankonteks logis yang dibicarakannya.30Sebagai contohmisalnya ayat 17-20pada suratal-Ghasyiyah:"Maka Apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana Dia diciptakan,Dan langit, bagaimana ia ditinggikan?Dangunung-gunung bagaimana iaditegakkan?Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?"Pada ayat itu kita lihat bahwa meninggikan langit,dipisahkandenganmenciptakan unta, menegakkan gunung dipisahkandari meninggikan langit,menghamparkanbumi dipisahkan darimenegakkan (menancapkan) gunungdanseakan tidak nampak wajah yang mengumpulkan antara ayat-ayat itu. Oleh karenaitu,menurutAsh Shiddieqi batas minimumdari perpautan antara ayat-ayatituadalahmencari persesuaian dengan susunan ayat-ayatnya dengancara mengumpulkansekumpulancakrawala yang dapat dilihat oleh manusia.31Penyelesaianterhadap ayat-ayat itu berkaitandenganmunasabatyang adadidalamnya,menurut al-Zarkasyi (w.794 H)harus dikembalikan kepadaadat kebiasaanbangsa Arab. Dimanakebiasaan hidup bangsa Arabbiasanyatergantung padauntasehingga mereka sangat memperhatikannya. Namun keadaan mereka tidak mungkinberlangsungkecuali ada yang dapat menumbuhkan rerumputantempatgembalaan danminuman unta. Selanjutnya keadaan inipun terjadi bila ada hujan, daninilah yangmenjadi sebab kenapa wajah merekamenengadah keatas (langit).Kemudian merekajuga memerlukan tempat berlindung dantempat berlindung itu tidak lain adalahgunung-gunung. Kemudian kebiasaan merekapun selaluberpindah-pindah tempat daritempat gembala yang tandus ketempat gembala yang subur. Dengan melihat gambarandi atas sehingga seorang Badui (Arabprimitif) membayang-bayangkan sesuatuyang adadalam khayalannya, semua ituakan nampak gambarannya menurut ayat-ayat tersebut.Dengan demikianakanterlihatMunasabahantara ayat-ayat itu, yaitu salingketergantungan dimana kebiasaanorang Arab selalumenggantungkankehidupanmereka pada unta (dalammencari rizqi). Selanjutnya unta tidak bermanfaatapa-apa29Ibid. 43.30Mana Khalil al-Qathan,Mabahits fi'Ulum al-Qur'an....140.31Hasbi ash-Shiddiqy,Ilmu-ilmu al-Qur'an. 44.

Al Furqan: JurnalIlmu Al Quran dan Tafsir, Volume1Nomor1Juni201823

kecuali menggantungkan hidupnya dari air, dan air itu dari hujan dan hujan itudarilangit.SelanjutnyaMunasabahyang tidak diperkokoh denganhuruf'athaf(la takunuma'tufah),sandaranyang menghubungkannyaadalahqarinahmaknawiyah. Aspek-aspek ini juga bisa mengambil bentuk:al-tandzir, al-mudhadhat, al-istithrad,ataual-takhalus.Dari keterangan di atas dalam hal ketiadaan huruf'athaf,sesungguhnya dapatdicari hubungannyasecaramaknawi, hakikatnya seperti hubungankausalitasdarisusunankalimattersebut. Disini disebutkan empat bentuk hubunganyang menandaiadanya hubungan ayat dengan ayat dan antarakalimat dengan kalimat.Untuk jelasnyabentuk hubunganitu kita uraikan satu persatu:Al-Tandzir,yaitu membandingkan dua hal yang sebanding menurutkebiasaanorang berakal. Contoh seperti ini misalnya terlihat pada surat al-Anfal ayat 4 dan5."Itulahorang-orangyangberimandengan sebenar-benarnya. Merekaakanmemperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannyadan ampunan sertarezki (nikmat ) yang mulia.Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi danrumahmu dengan kebenaran,Padahal Sesungguhnya sebagian dari orang-orang yang beriman itu tidak menyukainya."Menurutal-Zarkasyi hurufkafpadaayat 5berfungsi sebagaipemberi ingatdanmerupakan sifat bagi kata kerja (fi'il) ya ng tersembuny i (fi'il mudhmar) yangmaksudnya ialah suruhan untukmenyelesaikanhartarampasan perang (al-Anfal)seperti yang telah dilakukan mereka ketika perang Badar.32Pada ayat ini ada duakeadaan yang sebanding yaitu perintah Rasul-Nya untukmebagikan harta rampasan perang, sementara disisi lain ada bebrapa sahabat yang tidaksenang,demikian menurut satu riwayat. Kondisi sahabat yang tidak senang tersebutsama halnya dengan keadaan mereka saatdiajak keluar untuk perangBadar. Dengandemikian kata al-Zarkasyi makna ayatbersatu dengan ayat ????? ???. Sehingga maknannya;orang-orang beriman dengan sebenar-benarnyasebandingdengan ketaatanmereka melaksanakan perintah Tuhanyaitu keluar darirumah dengan kebenaran.Ayat-ayat yang disebut tadi memberi petunjuk agarmereka dapatmengambilpelajaran, yaitu taat menjalankan segala yang diperintahkan kepadamerekadenganmenegndalikan hawa nafsu.Unsural-Mudhadhat,yang artinya berlawanan. Misalnya surat al-Baqarahayat 6:"Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beriperingatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman."Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa Allah tidak akanmemberi petunjukkepadamereka yang kafir. Ayat di atas berlawanandenganayat-ayatsebelumnya yangmenyebutkan tentang kitab, orang-orang beriman(mukmin)dan petunjuk. Menurut al-Zarkasyi (w.794 H) hal iniberkaitan dengan ayat1-5surat al-Baqarah:Alif laam miin. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagimereka yang bertaqwa.....5. Mereka Itulah yang tetap mendapat petunjuk dari32Badruddin Muhammad bin Abdillah Al-Zarkasyi,Al-Burhan Fi'Ulum al-Qur'an..... 47.

Al Furqan: JurnalIlmu Al Quran dan Tafsir, Volume1Nomor1Juni201824

Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung.Adapunhikmahnyaadalahorangmukminmerindukan mantapnyaimanberdasarkan petunjuk Allah (al-tasyyif wa al-tsubut 'alaal ula).33Jelasnyaayat 6 suratal-Baqarahdi atas menerangkan watakorang kafir.Sedangkan di awalsurat,Allahmenerangkan watak orang-orang mukminsertasifat-sifat merekayangselalu membawakeberuntungan. Gunanya adalahuntukmemperjelas perbedaan antara dua kelompoksosial dalammenerimapetunjukTuhan.Unsural-Istithrad,yaitu peralihan kepadapenjelasan lain di luarpembicaraanpokokyang menjadi inti kalimat atau ayat. Contoh seperti ini antaralain terlihatpada ayat 26 QS. al-'Araf:"Hai anak Adam, Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaianuntuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. dan pakaian takwaItulah yang paling baik. yang demikian itu adalah sebahagiandari tanda-tandakekuasaan Allah, Mudah-mudahan mereka selalu ingat."Awalayat ini berbicara tentang nikmat Tuhan kepada manusia khususnyapakaian yang menyangkutpenutup tubuhmanusia. Dipertengahan ayatmuncul kalimat"menutupaurat"yangmengalihkanpembicaraan dari kalimat Tuhan kepada penjelasanlain tentang taqwa. Seakan-akan peralihan ini menunjukkan adanya hubunganmenutupi tubuh dengan taqwa,setelah adanyaperalihankepada penjelasan lain,pembicaraan dalam ayat kembali kepada nikmatdan kekuasaan Tuhan.Menurut al-Suyuthi (w.910 H) denganmengutip pendapat Zamaksyari,ayatinidiletakkan setelah ayat yang menjelaskantentangterbukanya auratdanpenutupannyadengan daun. Peletakkan inidimaksudkan untukmemaparkanpenciptaan pakaianberupa daun merupakan karunia Allah, sedangtelanjangadalah perbuatan hina danmenutup aurat adalah pintu besar menuju taqwa.34Ayat ini berhubungan dengan kisah Nabi Adam ketika merekaberduadikeluarkandari surga, dimanasetan menanggalkan pakaian merekauntukmeperlihatkan aurat masing-masing(al-'Araf:27). Dengan demikianpengertianayatyang pertama merupakan kelanjutan yang kedua, yaitu setelahmenyebutterbukanyaaurat mereka berdua karena tertanggalnya daun-daunyangmenutupinya.B.Hubungan Ayat Dengan Ayat Dalam Satu SuratMunasabahmodel ini kelihatan dengan jelas padasurat-surat pendek yangmengandung satu temapokok.Surat al-Ikhlas bisa dijadikan contohadanyaMunasabahantara ayat-ayat yang ada pada satu suratitu.Masing-masingayat menguatkan temapokoknya yaitu tentang keesaan Tuhan. Selanjutnya pada surat al-Baqarah dari ayat 1sampai 20 juga nampak adanya hubungan di antara ayat-ayat itu. Temapokok yangdibicarakanya adalah tiga kelompoksosial yaitu:orang-orang mukmin, orang-orangkafir, dan orang-orang munafik beserta sifat-sifat mereka.Contoh lain bisa kita lihatjuga pada Q.S. al-Baqarah: 28 :"Mengapa kamu kafir kepada Allah, Padahal kamu tadinya mati, lalu Allahmenghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali,kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?"33Ibid. 23.34Jalaluddin Abd al-Rahman al-Suyuthy, Al-Asrar Tartib al-Qur'an....109.

Al Furqan: JurnalIlmu Al Quran dan Tafsir, Volume1Nomor1Juni201825

Ayatsebelumnya menjelaskantentang sikap orang-orang kafirterhadapperumpamaan-perumpamaan yang telah disebutkanAllah, terhadapperjanjianmerekayang merusak agama, manusia dan juga kemanusiaan. Sebelumnyadapatdisebutkandulu ayat sebelumnya yaitu ayat 26:"Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atauyang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, Maka merekayakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yangkafir mengatakan: "Apakahmaksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?."dengan perumpamaan itu banyakorang yang disesatkan Allah, dan denganperumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. dan tidak adayang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik."Padaayat 26ini, Allah menjelaskanperumpamaan-perumpamaan penciptaannyaberupa berupa makhluk-makhluk kecil seperti nyamuk yang sempat mendapatkanlecehan dari orang-orang kafir, begitu juga pada ayat 27diterangkan sifat-sifat mereka.Dan pada ayat 28 Allahmemberikancelaan pada sifat-sifat mereka dansekaligusperintah untukmemperhatikan kejadian diri mereka, kehidupan dan kemana merekaakan kembali.C. Hubungan Penutup (fasilah) dan Kandungan AyatTempatMunasabahyang saling menguatkan terletak pada pokok pembicaraandengan penutupayat. Didalam susunankandunganpenutupayat dengan apayangmirip denganya. Hubungan seperti ini terdiri dariempatmacam:al-Tamkin, al-Tashdir, al-Tausyikh, dan al-Ighal.Untuk jelasnya bentuk-bentuk hubungantersebut,akan dijelaskan di bawah inisatupersatu:Unsural-Tamkin, artinyamemperkokoh atau mempertegas pernyataan. Artifashilahdisini berkaitan langsung dengan apayang dimaksud ayat itu. Bila tidakadahubungan ini(al-Tamkin) kandungan ayat itu tidak akanmemberi arti yanglengkap, dan boleh jadi merugikan.35Contoh seperti ini misalnya pada Q.S. al-Hajj ayat: 63-65."Apakah kamu tiada melihat, bahwasanya Allah menurunkan air dari langit, lalujadilah bumi itu hijau? Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha mengetahui.Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dansegala yang ada di bumi. danSesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya lagi Maha Terpuji. Apakah kamutiada melihat bahwasanya Allah menundukkan bagimu apa yang ada di bumi danbahtera yang berlayar di lautan dengan perintah-Nya. dan Dia menahan (benda-benda) langit jatuh ke bumi, melainkan dengan izin-Nya? Sesungguhnya Allahbenar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia."Ayat pertama dikahiri dengankalimat:latifun khabir,menunjukkan bahwaAllah terlebih dahulu mengetahui manfaat hujanyangditurunkan dari langit sebagaisumberkehidupan manusia. Hujan yang menyuburkan tanah itu merupakan rahmatbagi alam kehidupan di atasnya. Ayat kedua berakhir dengankalimat:al-Ghaniyyu al-Hamid.Sifat Allah Maha Kaya dan maha terpuji inimenegaskan pernyataansebelumnya bahwa Allah-lah pemilik segala apa yang ada di bumi dan apa yang ada dilangit dan Allah tidak mebutuhkannya. Selanjutnya ayat ketiga berakhirdengan35Badruddin Muhammad bin Abdillah Al-Zarkasyi,Al-Burhan Fi'Ulum al-Qur'an.....78.

Al Furqan: JurnalIlmu Al Quran dan Tafsir, Volume1Nomor1Juni201826

kalimat:Raufun al-Rahim.Sifat Allah yang Maha santun dan Penyayanginimenunjukan kepada manusia bahwa Allah telah memberikan nikmat kehidupan didunia ini tempat berusaha baik di darat maupun di laut dengan bentangan langit yangmemayunginya. Kesemuanyatidak terhitungjumlahnya. Itulahbukti kerahmanandankerahimanAllah. Demikian al-Zarklasyi menjelaskan perpautanantarafasilahdalamayat itu.36Dariketerangan di atas nampaklah dengan jelas sifat-sifat bagi Allah sebagai:LatifunKhabiryang merupakan isyarat bagi ayat sebelumnya yaitu turunnya hujandari langit dan manfaatnyadarinya. Allah maha tahu sehingga dipertegas dengan sifat-Nya itu. Begitu jugapadafashilahkalimatal-Ghaniyyu al-Hamidsebagaipenguatayatsebelumnya yang menerangkan dan menjelaskan bahwa yang layak memepunyaikekuasaan sepertiitu hanyalah Allah. Selanjutnya setelah Allah memberikan segalarahmat dan karunia pada manusia berupa ditundukkannya lautan dandaratan, padaakhir ayat Allah menjelaskansifat-Nya:Raufun al-Rahimsebagai isyarat kasih sayangAllah pada manusia.Unsural-Ighal,yaitu sebagai penjelasan tambahan yang sifatnyamempertajammaknaayat. Tanpa fashilahpun sebenarnya makna ayat sudah dapat dipahami.Sebagai contoh misalnya Q.S. al-Naml ayat 80:"Sesungguhnya kamu tidak dapat menjadikan orang-orang yang mati mendengardan (ti dak pula ) me njadikan orang-orang yang tuli mendengar panggilan,apabila mereka telah berpaling membelakang."Kalimatadalah sekedar penjelasan, sebabtanpa ada kalimat itupunyangmerupakanfashilahnyakalimat ini telah sempurna.Yaitu orang-orang yangpendengaran dan hati mereka buta dari petunjuk Allah (tidak mau mendengar apa yangdisampaikan Rasul Allah). Keadaan demikian itusudah jelas berpaling darikebenaran.Kata-kata tersebut merupakanbentukmajaziperumpamaan bagimerekayang hatinyasudah tertutup.Al-Tashdir,yakni kalimat yang akan dimuat sudah ada padapermulaan,pertengahan, atau akhir kalimat atau ayat. Contoh seperti ini antara lain dapatdilihat pada Q.S. al-Maidah ayat, 39:"Maka Barangsiapa bertaubat (di antara pencuri-pencuri itu) sesudahmelakukankejahatan itu dan memperbaiki diri, Maka Sesungguhnya Allah menerimataubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."Juga pada surat al-Ahzab ayat 37:"dan kamu takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang lebihberhak untukkamu takuti."Pada surat al-Maidah: 39 lafadzYatubu,yang menjadifashilahsebelumnyasudah ada lafadztaba,begitu juga pada ayat 37 Q.S. al-Ahzab, lafadztakhsyayangmenjadifashilahnyasudahadalafadztakhsyahu, sehingga padalafadz-lafadz ituterlihat ada kesamaannya.37Bentuk terakhiradalahal-Tausyikh, yaitukandunganfashilahsudahtersiratdalam rangkaian kalimat sebelumnya dalam suatu ayat. Jikakalimat itu36Ibid. 80.37Ibid. 95-96.

Al Furqan: JurnalIlmu Al Quran dan Tafsir, Volume1Nomor1Juni201827

menunjukkan maksudfashilahayat.Dengandemikianfashilahayat dikemukakansebelum kata tersebut disebutkan. Disini ada perbedaanantaraal-Tashdirdenganal-Tausyikh. Perbedaannya terletak pada bentuknya. Kalaual-Tashdirbentuknyalafdziyah, sedangal-Tausyikhadalahmaknawiyah.Sebagai contoh misalnyadapat terlihat pada ayat20Q.S. al-Baqarah:"Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itumenyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpamereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkanpendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segalasesuatu".Katapada ayat di atas sudah mencakup kata-kata yangdisebutkansebelumnya yaitu:Tidak disebutkankata itupun sebenarnya sudahdipahami bahwa Allah berkuasauntuk menghilangkan pendengaran dan penglihatanmereka (orang-orang Munafik).D.Hubungan Surat dengan SuratMenurut Hasbi Ash Shiddeqi literatur yang membahas danmenjelaskanhubungan(Munasabah)surat dengan surat nampaknya masih terbatas.Hal tersebutdisebabkan sangatsedikitnyamufasir yang terjun untuk menjelaskanaspekMunasabahjenis kedua ini.38Hubungan surat dengan surat oleh para ulama diperinci sebagai berikut:1.Hubungan Awal Uraian dengan Akhir Uraian SuratModel hubungan(Munasabah) ini,al-Suyuthidalam kitabnyaal-Itqanbanyakmemberikan contoh, antara lain misalnya dijumpai pada surat al-Qashas. Permulaansurat tersebut menjelaskan tentang perjuangan Nabi Musa yang berhadapandenganrazim Fir'aun. Atas perintah Allah danpertolongan-Nya Musa berhasil keluar dariMesir. Di akhir surat Allah menyampaikan kabar gembira kepada Nabi Muhamad yangmenghadapi tekanan dari kaumnya dan Alah menjanjikan akan mengembalikannya keMekkah lagi. Kemudian jikadi awal surat dikatakanbahwaMusatidak akan menolongorang yang berbuat dosa, maka di akhir surat Muhammaddilarangmenolong orang-orang kafir.39Kalaudirenungkan dari kisah tersebutternyata ada kesamaan situasi yangdihadapi oleh Nabi Muhamad ketika berhadapan dengan kafir Quraish dengan situasiyang dihadapi oleh Nabi Musa ketika berhadapan dengan rezim Fir'aun. Musadikembalikan oleh AllahdariMadyan(tempa t Na bi Sy'ai b) ke Mesir, danAllahmegembalikan Nabi Muhamad ke Mekkah (terjadinya Futuh Makkah) sekalipun Nabitelah memilih tempatnya di Medinah untuk mengembangkan dakwahnya.2.Hubungan Nama Surat dengan Tujuan TurunnyaSubhi Shalih ketika membicarakanasbab al-Nuzul, menyatakan bahwa segalasesuatu ada sebab dantujuannya, begitu juga halnya dengan nama-nama surat dalamAlQur"antentu mempunyai maksud dan tujuan.4038Hasbi Ash Shiddeqi,Ilmu-ilmu al-Qur'an.... 47.39Jalaluddin Abdurrahman Al-Suyuthi,al-Itqân Fî 'Ulûm al-Qur'an.... 108.40Subhi al-shalih,Mabahits FiUlum Al-Qur"an....190.

Al Furqan: JurnalIlmu Al Quran dan Tafsir, Volume1Nomor1Juni201828

Sejalan dengan pendapat di atas baik disini dikemukakan pendapat al-Suyuthi,menurutnya nama-nama yang digunakan oleh surat-suratAl Qur"anmemilikikaitandengan pembahasan yang ada pada surat itu. Oleh karenaitu, semakin banyak namayang digunakan atau diberikan pada satu surat, semakainmenunjukkankemulyaansurat itu.41Bila dihubungkan dengan pembahasanMunasabah,nama-nama surat itu mestimemiliki kaitan, baik melalui isi surat atau melalui kedudukan surat itu sendiri. Contohseperti ini misalnya terlihat pada surat,al-Fatihah. Suratini dinamakan demikiankarena kedudukannya sebagai pembuka(mukaddimah) sehingga posisinya ditempatkandi awalAl Qur"an. Sebagaimana yang kita lihat dari namana,al-Fatihah(yangmembuka)atauUmmal-Kitab(IndukKitab) . Deng an demiki an ,al-Fatihahharusmemuat, meskipun secaratersirat, semua bagianAl Qur"an. Ia sebagaipembuka ataugerak pertama dalamnyanyian simponi, harus memberikan indikasi bagi gerak-gerakberikutnya. Atas dasar ini, ilmu-ilmuAl Qur"andapat diringkas dalam tiga bagian(tauhid,peringatan dan hukum-hukum),yangmasing-masing sebagai pengantar daripembukaan yang ditunjukkan oleh surat,al-Fatihah.Dengan cara demikian surat inimendapatkan kedudukannnya sebagaiinduk al-Kitab.42Contoh lainnya adalah surat al-Baqarah. Surat tesebut dinamakandemikiankarena di dalamnnya terdapat cerita tentang sapi betina serta berbagai hikmatdankeajaiban yang dijumpai pada cerita itu.3.Hubungan antara satu Surat dengan Surat SebelumnyaUrutan surat-surat di dalamAl Qur"anmenurutal-Suyuthimengandunghikmah karena surat yang datang kemudian akan menjelaskan berbagai hal yangdisebut secara global pada surat sebelumnya. Kejadian semacam ini menurutnya kerapkali dijumpai dalam surat-suratAl Qur"an, baiksurat-surat panjang atau surat-suratpendek. Surat al-Baqarah misalnya, memberikan berbagai perincian danpenjelasan dariketerangan global yang ada pada surat al-Fatihah.Al-hamdulilahpada surat al-Fatihahdiperinci dengan berbagai perintah dzikir dan syukur pada ayat 152 surat al-Baqarahyang berbunyi:"Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu, danbersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku."Hubungan antara satu surat dengan surat sebelumnya, Satu suratberfungsimenjelaskan surah sebelumnya, misalnya juga terlihat di dalam surat,al-Fatihah[1] :6disebutkan"tunjukilah kami ke jalan yang lurus".Lalu dijelaskandi dalam surat al-Baqarah, bahwa jalan yang lurus itu ialah petunjukAl Qur"an,sebagaimana disebutkan:"Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yangbertaqwa."SelainMunasabahantara ayat yang terdapat dalam dua surat yang berdekatan,terdapatjugaMunasabah,antara satu surat dengan suratberikutnya karena kesamaantema sentral yang dikandung dalammasing-masing surat.Al-Fa>tihah,al-Baqarah,41Jalaluddin Abd al-Rahman al-Suyuthy, Al-Asrar Tartib al-Qur'an......54.42Nashr Hamid Abu Zaid,Mafhum al-Nash Dirasah fi'Ulum al-Qur'an....203.

Al Furqan: JurnalIlmu Al Quran dan Tafsir, Volume1Nomor1Juni201829

Ali'Imranmisalnya, ketiganya memiliki memiliki tema sentral yang saling mendukung.Al-Fatihahmenurutal-Suyuthi,adalahikrarketuhanan (rububiyyah) , mohonperlindungan kepada Tuhan agar tetap dalam Islam dan terpelihara dari Agama Yahudidan Nasrani.Suratal-Baqarahmengandung kaidah-kaidah agama. SedangkanAli'Imranmenyempurnakanmaksud yangterkandung dalam pokok-pokok agama itu. Jikaal-Baqarahmenegaskantentang dalil-dalil hukum, makaAli 'Imranberfungsimenjelaskan dan menjawabberbagai persengketaan.434.MunasabahPenutupSurat Terdahulu dengan AwalSuratBerikutnyaMunasabahsemacam ini menurut al-Suyuthi (w.910H), terkadangtampakjelas,danterkadang tampak tidak jelas. Selanjutnya al-Suyuthidalamal-Itqanbanyakmemberikancontoh tentangMunasabahantara awal uraian denganakhiruraian suatusurat. Sebagai contoh misalnya terlihat pada suratal-Mukminun,surat inidimulaidenganpernyataan:Qad aflaha al-mukminun,yaitu pernyataanhipotetikbahwa orangmukmin akan mendapat kemenangan, dan mereka pasti menang.Diakhir surat,diakhiri dengan pernyataanLaYufli al-Kafirun,sebagai isyarat bahwa orang kafir tidakakan mendapat kemenangan.Jelaslahbahwa dua pernyataaninimelukiskan perlawananantara dua situasi, yaitu dua akhir dari dua hal yang bertolakbelakang.Contoh lain misalnya pada permulaan surat al-Hadid, ayat 1:"Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbihkepada Allah(menyat akan kebe saran All ah ). dan Di alah yang Maha Perk asa lagi MahaBijaksana."AyatiniberMunasabahdengan akhir surat sebelumnya,al-Waqi'ah,yangmemerintahkan bertasybih:"Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Rabbmu yang Maha besar."Contohberikutnya Suratal-Baqarah yang dimulaidengan?????? ??? ???.UngkapanAl-Kitab disini sebagai isyarat darial-Siratpada suratal-Fatihah.Jadiseolah-olahjalan lurusyang mereka minta tidak lainberupaal-Kitabini, yang tentusajamerupakan suatu makna yang indah yang menampakkan adanyairtibathantarasurat al-Baqarah dengan surat al-Fatihah.Dari uraian-uraian di atastentangMunasabah,nampak bahwa pembicaraanmengenai persoalan tersebut berpusat pada susunan dan urutan kalimat, ayat, dan suratdalammushaf.Ilmu ini muncul karena adasebuah pendapat yang mengatakan bahwasusunan ayat dan surat dalamAl Qur"anadalahtauqifi,yakni atas petunjuk Allahmelalui Rasul-Nya. Keyakinan ini menumbuhkan upaya-upaya untuk menyingkaprahasiadi balik susunan tersebut. Dari sinilah banyak ulama yang menafsirkan ayat-ayatAl Qur"andalam tafsirnya melalui pendekatan ini, baikyang secara khususmaupun sebagiannya.KesimpulanDaripenjelasankami dapat menyimpulkan beberapa pernyataan penting besertamamfaatnya sekaligus sebagai epilog yang dapat kami jadikan postulat untuk dilakukanpenelitian lebih lanjut mengenai eksistensi serta siginifikansinya dalam konteks43Jalaluddin Abdurrahman al-Suyuthy,Al-Itqan FiUlum Al-Qur"an....112.

Al Furqan: JurnalIlmu Al Quran dan Tafsir, Volume1Nomor1Juni201830

interpretasi baik secara diakronik maupun singkronik sebagai berikut :Al Qur"ansebagai Masodirul 'Ulum wad Daros wal mu"ashshoroh sekaligus mitra dialog dalammengungkap ma"na merupakan bukti terkuat terhadap eksistensi autentisitas yangaksiomatik bagi para pembacanya termasuk kita.Dalam al-Quran, terdapat dua macamyang signifikan dan halus yaitu tartibul ayah dan kolerasi antar ayat itu sendiri dan darikehalusanya itulah ditemukanya semantik terindah dari bahasa yang ada.Eksistensimunasabah dalam konteks interpretasi serta sifatnya yang ijtihadi ma"quliy telahmelahirkan aneka komentar yang bersebrangan namun berakhir pada sebuahkesepakatan "peringatan" untuk berhati-hati dalam menghubungkan ayat atau surat.Munasabah adalah ilmu terapan yang bisa diaplikasikan dalam segala apsek denganketentuan serta syarat yang mendukungnya.Daftar PustakaAbu Zaid,Nashr Hamid.(1993).Mafhum al-Nash Dirasah fi'Ulum al-Qur'an.TerjemahanKhoiron Nahdliyin. Yogyakarta: LKiS.Azra, Azyumardi (ed).(2000).Sejarah dan UlumAl Qur"an.Jakarta: Pustaka Firdaus.Bazahul, Muhammad bin Umar bin Salim.(2002).Ilm Al-MunasabahFiAl-Suwar WaAl-Ayat. Makkah: Maktabah al-Makkiyah.Mustafa, Ibrahim dkk.T.th.KamusMu'jam al-Wasith.Madinah: Al-Maktab al-Ilmiyyah,Qathan(al), Mana Khalil.(1973).Mabahits fi'Ulum al-Qur'an.Al-'Ash al-Hadis,Shalih(al), Subhi,(1977).Mabahits FiUlumAl-Qur"an. Beirut: Dar Al-Malayin,Shiddiqy(al),(1972).Hasbi.Ilmu-ilmuAl Qur"an.Jakarta: Bulan Bintang,Suyuthy(al), Jalaluddin Abd al-Rahman. Al-Asrar Tartib al-Qur'an.Kairo: Dar-al-'Itisham, t.th_______________________________.Al-Itqan FiUlum Al-Qur"an. Beirut: dar al-Fikr,T.Th.Zarkasyi(al),Badruddin Muhammad bin Abdillah.(2006).Al-Burhan Fi'Ulum al-Qur'an. Kairo: Dar al-Hadith,

quotesdbs_dbs14.pdfusesText_20
[PDF] muni streetcar map

[PDF] municipal court active warrants

[PDF] municipal warrant search

[PDF] murach's javascript and jquery (3rd edition) pdf free download

[PDF] murach's javascript and jquery pdf free download

[PDF] murach's mainframe cobol

[PDF] murach's mainframe cobol pdf

[PDF] murfreesboro tn zoning map

[PDF] murri language

[PDF] muscle building workout plan

[PDF] muscular endurance

[PDF] muscular endurance definition

[PDF] muscular strength

[PDF] musee d'orsay lines

[PDF] musee d'orsay location